Obat Trump

Malam itu, Trump diberi remdesivir untuk pemakaian lima hari.

Mengapa? Apakah obat baru yang diberikan sebelumnya menimbulkan efek samping yang nyata? Lalu diberi remdesivir dan diterbangkan ke rumah sakit militer?

Sebelum ada berita pemberian remdesivir, perusahaan obat baru itu dinilai benar-benar hoki. Selasa penemuan obat baru itu diumumkan, Jumat dapat sasaran uji coba seorang presiden Amerika.

Regeneron dalam pengumumannya Selasa lalu menjanjikan hasil yang baik terkait dengan monoclonal antibodies —yakni obat yang bisa menghasilkan antibodi yang serupa dengan antibodi alami manusia.

Yakni ketika tubuh mendeteksi adanya infeksi, obat itu bisa membuat protein yang disebut antibodp untuk menyerang virus.

Itu berdasarkan uji coba kepada 275 pasien Covid-19 yang tidak masuk rumah sakit. Ini juga mirip dengan teknik uji coba yang dilakukan Unair.

Menurut uji coba itu regeneron cocktail bisa menurunkan jumlah virus pada pasien. Juga bisa mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh Covid-19.

George D. Yancopoulos, Regeneron’s chief scientific mengatakan, hasil yang paling hebat dari obat itu adalah ketika diberikan kepada pasien yang respons antibodinya belum siap.

Betapa hoki perusahaan obat itu. Juga para penelitinya. Apalagi kalau Trump benar-benar bisa sembuh –meskipun belum tentu sembuhnya karena itu: persetujuan badan pengawas obat pun pasti akan didorong untuk segera menyetujuinya.

Maka lupakan obat malaria, injeksi disinfektan, sinar ultraviolet, hydrochloroquine dan apa pun yang pernah disebut Trump dulu.

Trump ”menemukan” sendiri obat Covid-19: regeneron cocktail. Meski kemudian kok harus disusul denganremdesivir.(Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan