Inklusi Keuangan bank bjb Dorong Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren

Penetrasi inklusi keuangan juga konsisten dilakukan melalui agen bjb BiSA Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai) yang memberdayakan masyarakat hingga pelosok daerah guna memastikan ketersediaan layanan bank bjb agar dapat dijangkau oleh seluas-luasnya khalayak. Bersisian dengan itu, bank bjb juga terus meningkatkan kualitas layanan perbankan melalui pengadopsian teknologi terkini dalam rupa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menunjang kemudahan bertransaksi sekaligus mendorong upaya transformasi menuju cashless society. Teknologi QRIS ini merupakan fitur untuk melakukan pembayaran yang dapat digunakan dalam layanan uang elektronik bjb DigiCash.

Langkah ini turut diperkuat oleh keterlibatan aktif perusahaan dalam melakukan intervensi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan, termasuk dengan penyaluran bantuan untuk perbaikan-perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), ataupun bantuan-bantuan sarana dan prasarana lainnya untuk membantu masyarakat golongan rentan.

Selaras dengan langkah-langkah inovasi dan kolaborasi program, bank bjb juga memberikan dorongan melalui kesempatan kemitraan kepada masyarakat yang bergelut di dunia usaha. Kemitraan tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan berbagai fasilitas pembiayaan yang didesain untuk memudahkan pelaku usaha mikro.

Sejumlah produk pembiayaan itu antara lain Kredit Mesra, Kredit Mikro Utama, Kredit Usaha Kecil Menengah, Kredit Cinta Rakyat, Kredit Usaha Rakyat, dan Skema Subsidi Resi Gudang. Berbagai jenis kredit ini direkomendasikan untuk dimanfaatkan para pelaku usaha pesantren sesuai dengan kondisi dan kebutuhan usaha mereka.

Beragam bentuk sokongan yang disediakan perseroan ini diharapkan mampu menguatkan itikad dan motivasi, khususnya bagi anak-anak muda untuk mengembangkan usaha, khususnya di bidang pertanian dan peternakan di desa-desa yang terbilang cukup menjanjikan. Buktinya, sektor pertanian dan peternakan ini menjadi sektor-sektor yang terbilang tangguh dalam menghadapi guncangan akibat krisis pandemi COVID-19. Dengan dorongan pemberdayaan dan permodalan yang kuat, hal tersebut akan mempermudah upaya pengembangan produktivitas dan skala usaha yang sekaligus dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan. (rls)

Tinggalkan Balasan