Tekan Kasus Positif Korona, Jabar Bentuk Tim Khusus

BANDUNG – Jumlah warga terpapar Covid-19 di wilayah Jawa Barat (Jabar) terus melonjak tajam. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya penambahan pada Jumat 18 September 2020, sebanyak 341 kasus atau total Covid-19 di Jabar tercatat di angka 15.925 kasus.

Namun, kabar baiknya, ada 288 orang yang dinyatakan sembuh dari serangan virus korona. Sementara, untuk angka kematian akibat Covid-19 di Jabar  bertambah 2 orang, total menjadi 311 orang meninggal.

Penambahan kasus baru ini, menjadikan Jabar masuk jajaran 5 besar nasional penyumbang kasus virus korona.

Rangking pertama ditempati DKI Jakarta dengan penambahan kasus positif baru sebanyak 1.258 kasus.

Lalu, Jawa Timur dengan 485 kasus baru positif virus korona. Urutan ketiga Jabar dengan 341 kasus baru. Sedangkan posisi keempat adalah Riau dengan 225 kasus baru virus korona. Urutan kelima ada Jawa Tengah dengan 198 kasus baru Covid-19.

Untuk menangani serangan wabah, Jabar membentuk tim khusus dan rencana aksi dengan tujuan untuk menekan kasus positif, mempertahankan kematian rendah serta meningkatkan kesembuhan.

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jabar telah menyiapkan tim khusus dan rencana aksi guna mendampingi Pemerintah Pusat menyelesaikan tiga pekerjaan.

Ketiga pekerjaan fokus menurunkan kasus penularan, meningkatkan angka kesembuhan (recovery rate), menekan angka kematian (mortality rate).

“Kami sudah susun tim lama yang direorganisasi dan draft action plan untuk tiga tujuan yaitu menurunkan kasus positif, peningkatan recovery rate yang per hari ini di angka 54 persen, serta memperkuat penurunan mortality rate yang sebenarnya sudah di bawah rata-rata yaitu 2 persen,” ujar Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua GTPP Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, kemarin.

Langkah pertama, GTPP Jabar akan menggencarkan operasi yustisi di dua zona yaitu Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan zona pilkada serentak (Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Indramayu, Karawang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Kota Depok).

Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil– mengatakan, Bodebek menyumbangkan 70 persen kasus di Jabar. Sementara klaster pilkada sebisa mungkin harus dihindari terlebih saat memasuki masa kampanye.

“Persiapan operasi yustisi yang kami bagi dua yaitu di zona Bodebek yang memang menyumbang kasus keterpaparan terbanyak dan di zona pilkada di delapan daerah karena kami tidak ingin terjadi klaster pilkada,” kata Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan