Serap Aspirasi Masyarakat Dimasa Pandemi, Dede Yusuf Laksanakan Kundapil

SOLOKANJERUK – Masih dimasa Pandemi  Covid-19,  Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat H. Dede Yusuf M. Effendi kembali melaksanakan kegiatan kunjungan daerah pemilihan (Kundapil) untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Kegiatan Kundapil tersebut pun sekaligus memonitoring pelaksanaan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang tersebar di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat diantaranya di lingkungan SMPN 2 Solokanjeruk di Desa Cibodas Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Jawa Barat, pada Sabtu (5/9) lalu.

Disamping menyerap aspirasi para guru di lingkungan sekolah terakit polemik permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan saat ini. Dede Yusuf juga bertemu dengan perwakilan para orang tua siswa yang merupakan penerima manfaat bantuan PIP tahap satu di lingkungan sekolah tersebut.  Hadir pula dari perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, jajaran Muspika Solokanjeruk, dan aparat Desa Cibodas.

Dede Yusuf menyampaikan, puluhan ribu siswa SD, SMP, dan SMA/SMK penerima bantuan PIP itu berdasarkan pada usulan sekolah.  PIP ini sebetulnya ada dari jalur reguler dan dari hasil  laporan Kementerian Pendidikan  tidak bisa terserap dengan maksimal.

”Masih banyak data dan  angka penyerapannya masih sedikit sekali. Nah itu disebabkan data dapodik yang masuk ke pusat kadang berubah di lapangan. Contoh, yang saya katakan hari ini  warga miskin baru tiba-tiba menjadi lebih banyak dari pada yang semestinya,” ungkap Dede Yusuf.

Ia pun mengatakan, para orang tua yang sebelumnya mendapatkan bantuan dalam program pendidikan untuk kelangsungan pendidikan anak-anaknya, kemudian tiba-tiba tidak dapat karena orang tuanya mungkin sudah dapat pekerjaan lebih baik. ”Oleh karena itu, kami mengirim tim untuk meninjau ke rumah-rumah siswa, jadi yang mendapatkan bantuan PIP ini adalah memang orang-orang yang saat ini terdampak ekonominya,” jelasnya.

Memasuki pandemi Covid-19 ini, lanjut Dede, banyak masyarakat yang menjadi miskin baru. Jumlah total miskin baru bertambah antara 40-50 persen, yaitu dari 7 juta jiwa menjadi 10 juta jiwa dan umumnya mereka menjadi pengangguran karena kehilangan pekerjaan sehingga pemerintah menambah  bantuan PIP.

Melalui program tersebut, kata Dede, diharapan bisa diserap oleh masyarakat yang mengalami miskin baru tersebut. ”Artinya, penambahan program tersebut dialokasikan untuk orang yang mendadak tak mampu akibat terdampak pandemi covid-19,” akunya.

Tinggalkan Balasan