Ibrahim menuturkan sepertinya investor masih memilih “wait and see” dan menunggu dampak nyata dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
“Sembari menunggu dampak tersebut, investor memilih menahan diri. Pelaku pasar, terutama asing, masih akan memantau sejauh mana PSBB di Jakarta mempengaruhi kinerja perekonomian nasional. Sebab, Jakarta adalah pemain kunci, penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” kata Ibrahim.
Dari eksternal, pasar juga menunggu pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve pada tengah pekan ini dimana pelonggaran moneter lebih lanjut diharapkan secara luas.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.855 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.855 per dolar AS hingga Rp14.930 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.974 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.979 per dolar AS. (Indra Arief Pribadi)