JAKARTA – Peserta Piala Thomas dan Uber 2020 semakin tipis. Setelah Taiwan, Thailand, Hongkong, Singapura, dan Australia mengundurkan diri, kini giliran Korea Selatan yang mundur dari turnamen beregu yang diselenggarakan di Aarhus, Denmark pada 3-11 Oktober tersebut.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sendiri hingga hari ini mengonfirmasi bahwa Piala Thomas dan Uber 2020 akan tetap berjalan sesuai rencana.
Menyikapi kemunduran beberapa negara unggulan, Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengungkapkan bahwa itu hak setiap negara peserta. Menurutnya, PBSI bisa memahami ketika alasan mereka karena khawatir terpapar Covid-19.
”Alasan itu manusiawi sekali. Orang masih ingin hidup, ingin sehat, ya pasti takutlah. Nggak ada orang yang nggak takut. Saya saja takut, apalagi Korea yang pernah terkena (Covid-19) juga. Para atlet kan masa depannya masih panjang, jadi kami sangat memahami keputusan dari federasi lain,” kata Budiharto, Jumat (11/9).
Indonesia, kata Budiharto, hingga saat ini masih mencoba untuk bisa ikut. PBSI juga sedang membuat kajian-kajian baik dan buruknya jika Indonesia ikut atau mundur.
”Fokus kami jelas, bagaimana kami menjaga keselamatan para atlet kami yang merupakan aset bangsa. Tapi keputusan belum dibuat. Nanti kalau sudah waktunya, baru akan diputuskan,” jelasnya.
PBSI juga terus berkomunikasi dengan Kemenpora terkait ikut atau batalnya tim Indonesia mengikuti Piala Thomas dan Uber 2020. ”Kami mau berangkat pasti lapor. Kalau nggak berangkat pun juga harus lapor,” ujarnya.
Terkait PSBB yang diberlakukan lagi oleh Pemprov DKI Jakarta, Budiharto menjelaskan, pelatnas juga akan diperketat lagi. Menurutnya, atlet merupakan aset luar biasa yang harus dijaga.
“Orang-orang yang ada di pelatnas ini kan hasil pembinaan jangka panjang. Yang punya talenta-talenta khusus. Ini nggak gampang, harus benar-benar dijaga,” pungkasnya.(jpc/rus)