BANDUNG – Sampah masih menjadi persoalan dalam penyelesaian masalah pencemaran Sungai Citarum. Namun, sedikit demi sedikit, masalah sampah diselesaikan dengan kolaborasi berbagai pihak.
Sektor 4 menjadi salah satu sektor Satgas Citarum Harum dalam kolaborasi penyelesaian sampah baik di sungai, industri, maupun lingkungan.
Dansektor 4 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Mulyono mengatakan, sejak Citarum Harum hadir dalam penyelesaian sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut, satu per satu masalah bisa terselesaiakan. Sampah menjadi salah satu fokus garapan satgas di Sektor 4.
“Sudah banyak berkurang. Memang butuh kerja keras untuk menyelesaikan sampah,” tuturnya saat melakukan pembersihan sampah di anak Sungai Citarum, Kecamatan Majalaya, Rabu (2/9).
Dalam upaya menyelesaikan masalah sampah, Satgas Citarum Harum secara berkala melakukan pembersihan yang difokuskan di sepanjang bantaran sungai.
Upaya edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan juga dilakukan.
“Kalau masyarakatnya tidak diberi edukasi, tetap saja akan banyak sampah. Memang yang terberat itu melakukan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Kendala lain yang dihadapi di Sektor 4, yakni layanan sampah. Di Majalaya, Sektor 4 Satgas Citarum Harum adalah membuat pembakaran sampah sederhana yang terbuat dari drum. “Kami juga mengupayakan CSR dari industri untuk pembuatan TPS,” katanya.
Selain melakukan pembersihan sampah, upaya lain yang dilakukan adalah melakukan pengawasan ketat terhadap limbah industri. Majalaya merupakan daerah industri terutama produk tekstil. Terdapat ratusan pabrik besar maupun IKM di wilayah Sektor 4 Satgas Citarum Harum.
“Kami bekerja sama dengan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dalam masalah penyelesaian pencemaran industri. Memastikan semua industri mengolah limbah dengan benar,” katanya.
Ketua Apindo Kabupaten Bandung Alex Santoso mengatakan, jauh sebelum ada program Citarum Harum, pecemaran di Majalaya cukup berat. “Setelah ada Citarum Harum, sudah mulai terasa pengurangan tingkat pencemarannya,” ujarnya.
Apindo sebagai wadah pengusaha, juga berupaya melakukan pembinaan terhadap anggotanya. Sejak 2018 atau Program Citarum Harum diluncurkan, anggota Apindo terus melakukan optimalisasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
“Kami saling bertukar informasi dan pengetahuan mengenai pengolahan IPAL, baik itu teknologi yang digunakan, maupun hal lainnya termasuk mesin pengolah dan operator pengolah IPAL,” katanya.