BANDUNG-Penyebaran virus korona di Jabar masih mengancam masyarakat. Klaster Pilkada menjadi ancaman serius penyebabaran virus mematikan itu jika masih terjadi kerumunan massa.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar sekaligus Ketua Divisi Pelacakan, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Siska Gerfianti, saat ini ada beberapa klaster yang harus diwaspadai. Salah-satunya klaster Pilkada serentak.
“Ini ada klaster industri tapi bagaimana melakukan pelacakan terpapar Covid-19 ini mengingat sekarang banyak yang baru. Yakni, ada industri, rumah tangga, dan klaster Pilkada ini harus diwaspadai,” ujar Siska kepada wartawan, saat konferensi pers, Selasa (8/9).
Ditambah, kata dia, belum lama ini ada pengumunan deklrasai dan pendaftaran di delapan kabupaten di Jabar. Hingga saat ini Pemprov Jabar sedang melakukan tracing siapa saja yang mengikuti kegiatan tersebut.
“Untuk pengawasan di Pilkada, gugus tugas memiliki tim deteksi dini bekerja sama dengan Kodam dan Polda serta berkoordinasi dengan gugus tugas kab/kota,” katanya.
Untuk pemeriksaan, ungkap dia, total yang sudah diperiksa ada 528.598 orang. Yakni, total yang sudah Rapid tes sebanyak 297.579 orang dan PCR sebanyak 28.819 orang.
“Untuk 50 ribu minggu lalu bisa 54 ribu. Tapi data di Pikobar ini masih diperbaiki sehingga data masih manual, karena data 54 ribu ini perlu waktu,” ungkapnya.
Selain itu, terang dia, Pemprov Jabar memperoleh bantuan juga dari BNPB sebanyak 250 ribu PCR. Harapanya, sesuai dengan angka ideal, masing-masing pengetesannya 1 persen untuk kab/kota.
Pemprov Jabar pun, kata dia, memberikan hibah potrabel untuk lebih mempercepat tracing dan testing. Hibah tersebut, sudah diberikan ke 27 daerah. Serta, sudah dilakukan pelatihan di beberapa daerah.
“Hari ini pelatihan di Bandung Raya, Kab Garut dan Sumedang, terakhir besok di Bogor, Cianjur dan Sukabumi,” katanya.
Terkait kesiapan rumah sakit, menurut Siska, kapasitas ruang isolasi di rumah sakit di Jabar sudah siap. Misalnya, RSUD Al-Ihsan ini menyiapkan 20 ruangan isolasi.
“Dari jumlah itu yang siap digunakan ada 8, sisanya 12 ini pengerjaan sambil melayani pasien sehingga memang dikerjakan sedikit demi sedikit,” tutupnya.