“Kemudian di Grand Pasundan sudah dipersiapkan, oleh Satgas Covid diberi izin, tapi kemudian didemo, ditarik lagi surat dari Satgas COVID-19. Saya tersenyum 100 kali,” ucap mantan Panglima TNI itu melanjutkan.
Selain itu, terjadi juga reaksi penolakan dari Aliansi Masyarakat Cipayung yang berunjuk rasa di Gedung Sate, seberang Mapolrestabes Bandung dan Hotel Grand Pasundan. Mereka menyebut deklarasi KAMI rawan makar dan berpotensi menjadi klaster COVID-19.
Meski sempat mengalami kendala, ucap Gatot, usaha yang dilakukan oleh penggerak KAMI di Jabar membuahkan hasil. Pasalnya, tak hanya deklarasi yang dilakukan tapi juga disambung dengan aksi di Gedung Sate.
“Karena Allah SWT punya rencana luar biasa di Bandung. Di sini di tempat ini kita deklarasi, dan di sana bisa bersama-sama di Gedung Sate. Ini bukan rencana manusia, kita tidak boleh marah. Jadi saya selalu ingatkan untuk selalu tersenyum, sebagai bentuk syukur. Jangan marah yang hanya membuang-buang energi,” tutur Gatot.
Dalam deklarasi yang dihadiri Mantan Ketua Umum PP Muhamaddiyah Din Syamsudin, Ketua Khittah Nahdlatul Ulama Rochmat Wahab dan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu itu, Gatot bercerita mengenai hutangnya ke Bumi Siliwangi. (tur/drx)