Prof Suhartono adalah yang melahirkan anak saya, Isna Iskan, dan yang melahirkan anaknyi Isna.
Dua guru besar itu sama-sama jago menyanyi dan jago melucu. Kalau ceramah kocaknya bukan main. Prof Suhartono juaranya dan Prof Budi runner-up-nya.
Tapi dalam hal menyanyi Prof Budi juaranya. Bukan hanya suaranya, tapi juga karena gaya dan penampilannya. Setiap kali menyanyi Prof Budi selalu mengenakan baju, celana, dan ikat pinggang persis Elvis Presley.
“Band saya sering mengiringi beliau menyanyi,” ujar Tony Casino dari Band Casino Surabaya. Tony-lah yang menyanyi di album Casino ‘Wahai burung dalam sangkar’.
Tony juga terkesan dengan penampilan ala Elvis Presley-nya Prof Budi. Pun sampai beliau sudah menjadi guru besar. Jambangnya dan rambutnya adalah gaya Elvis. Lihatlah foto-fotonya. Yang terkini sekali pun.
Tony kini juga sudah 74 tahun. Masih menyanyi? “Tidak lagi. Sekarang saya belajar mengaji. Sudah umur segini belum bisa membaca Alquran. Malu sama cucu-cucu,” katanya.
Prof Budi memang punya banyak sekali kostum ala Elvis Presley. Suatu saat ketika saya mampir di Graceland, tidak jauh dari kota Memphis, saya sengaja ingin meledeknya: saya berfoto di depan lemari koleksi baju asli Elvis Presley di Museum Elvis Presley itu.
Ternyata saya kecewa. “Saya sudah beberapa kali ke situ,” balasnya. Maka ketika sekian tahun kemudian saya ke Graceland lagi saya tidak berani kirim foto mejeng kepadanya.
Di masa Covid-19 ini, Prof Budi sangat rajin ceramah tentang pandemi. Saat beliau di ICU itu mestinya ada jadwal ceramah di depan sesama alumni SMAN 1 Blitar. Prof Budi sendiri yang berinisiatif.
Tema-tema ceramahnya tentang pandemi adalah ‘Golden Way’ dalam menghadapi Covid-19.
“Mengapa dinamakan Golden Way,” tanya salah seorang dokter kepadanya.
Prof Budi pun menjawab dengan humornya. “Masak hanya DI saja yang bisa punya DI’s Way,” jawab Prof Budi seperti ditirukan dokter yang bertugas di RS Darmo itu.
Saya tidak akan lupa Prof Budi-lah yang menyarankan saya untuk berobat ke Singapura: 17 tahun yang lalu.