Bantu Siswa Tak Mampu, Ketua RW Fasilitasi Internet Gratis

NGAMPRAH – Akses internet masih menjadi permasalahan yang dikeluhkan oleh orangtua siswa selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19.

Berangkat dari keluhan tersebut, seorang Ketua RW di Kampung Sukamaju, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyediakan jaringan internet gratis bagi siswa di lingkungannya.

Ketua RW 06 sekaligus inisiator internet gratis Toni Permana mengatakan, apa yang dilakukannya semata memberikan kemudahan dan bentuk pengabdian sebagai pimpinan di wilayah.

“Ini saya lakukan murni untuk meringankan beban orangtua yang kesulitan menyediakan kuota bagi anak-anaknya selama PJJ, karena saya juga punya anak jadi sangat paham keluh kesah orangtua,” ungkap Toni, Rabu (26/8).

Internet gratis bagi siswa yang tak memiliki kuota untuk belajar sudah terpasang di rumahnya sejak Juli lalu. Biaya yang dikeluarkannya pun berasal dari kantong pribadinya.

“Sudah sekitar sebulan lalu mulainya, dan Alhamdulillah sampai sekarang bermanfaat. Kalau biayanya ya saya keluarkan dari sendiri saja, niatnya kan murni membantu,” terangnya

Fasilitas internet gratis itu diperuntukan bagi siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas dengan syarat benar-benar membutuhkan. Kata sandinya pun diganti setiap hari agar tidak disalahgunakan para siswa.

“Karena untuk yang membutuhkan jadi kita betul-betul ketat. Dicek dulu kuotanya ada atau enggak, kalau enggak ada baru diperbolehkan. Terus passwordnya saya ganti setiap hari, biar tidak ada yang main game,” bebernya.

Fasilitas internet gratis boleh diakses pada hari Senin sampai Jumat mulai ketika jam pembelajaran berlangsung. Setiap harinya, rata-rata ada sekitar 15 siswa dari semua tingkatan yang memanfaatkan fasilitas tersebut.

“Dari sekolah manapun, daerah manapun silakan asalkan tidak mampu. Waktunya dari jam 09.00-12.00 WIB, kalau lagi banyak ada jam 13.00-16.00 WIB,” paparnya.

Dalam proses pembelajaran online di tempatnya, ada sejumlah orang yang datang membantu dan mengawasi para siswa jika kurang mengerti tentang tugas yang diberikan guru di sekolah. Pembelajaran pun dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker.

“Ada yang bantu seperti istri saya, ibu RT, warga lainnya juga ada. Jadi ada yang mengawasi dan membantu mengajarkan anak-anak kalau kesusahan sama pembelajarannya,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan