Adakah Trump pasti kalah?
Kewaspadaan justru disiarkan oleh Hillary Clinton. Yang juga jadi pembicara di konvensi online itu.
Di Pilpres lalu perolehan suara Hillary 2,8 juta lebih tinggi dari Trump. Tapi Hillary kalah di lebih banyak dapil. “Bisa saja suara Biden nanti 3 juta lebih tinggi dari Trump. Tapi yang terpilih Trump. Demokrat harus belajar dari apa yang saya alami,” ujar Hillary.
Hillary senang Kamala menjadi Cawapres. Tapi lebih senang lagi orang-orang India. Teman-teman India saya ikut berkibar. Ada yang mengirimi saya lelucon ini. Yang saya pakai untuk menutup tulisan ini:
Baca Juga:Hengki Klaim Masuk Relawan VaksinUjian SKB CPNS Cimahi Bakal Dilakukan Dibeberapa Lokasi
Seorang keturunan India melamar bekerja sebagai sales di toko besar di Los Angeles.
Di sore hari pertama ia bekerja bosnya bertanya: sudah mendapat berapa pembeli?
“Satu orang,” jawabnya.
“Hanya satu orang? Di sini seorang sales setidaknya bisa mendapat 20 pembeli sehari,” kata sang bos.
“Maafkan,” kata si sales baru.
“Jadi, kamu dapat uang berapa?“
“1,5 juta dolar,” jawab sales.
“Bagaimana bisa? Ngawur,” tegur bos itu. “Beli apa orang itu?“
“Awalnya dia hanya mau beli obat sakit kepala. Lalu saya beri nasihat agar jangan terus menerus makan obat. Lebih baik mancing saja. Sakit kepala bisa sembuh. Lalu saya tawari alat pemancing yang mahal. Mau. Lalu saya tanya mau mancing di mana? Jawabnya: di laut. Berarti harus membeli boat. Saya bawa ke bagian penjualan boat. Dia beli boat dengan mesin ganda. Persoalan muncul, boat itu ditarik dengan apa. Mobilnya tidak cukup besar. Lalu saya tawari mobil khusus penarik boat. Lalu saya tanya lagi mau mancing di laut mana. Dia kelihatan bingung. Maka saya tawari mobil kamping 6 tempat tidur”.
Bos itu mulai takjub.
“Sebelum ini Anda kerja di mana? “
“Di India”.
“Sebagai apa?”
“Penerima pendaftaran pasien di rumah sakit. Kalau ada pasien datang, biar pun sakitnya ringan, saya tawari mereka CT Scan, MRI, rekam jantung, foto torak, dan periksa darah lengkap.”(Dahlan Iskan)
