Namun, ia memastikan para penguasaha hotel pun melakukan sejumlah inisiatif aturan yang menerapkan protokol kesehatan. “Kalau restoran ada batasan, hotel belum ada. Cuma kalau pengusaha jor-joran menerima tamu sebagai peluang dan momentum di musim liburan,” katanya.
Terpisah, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (GTPP Jabar) mengimbau agar wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan. Khususnya, bila berada di tengah kerumunan wisatawan.
“Libur bersama ditandai dengan membludaknya arus wisata. Waspadai potensi penularan Covid-19 di tengah kerumunan,” kata Sekretaris sekaligus Juru Bicara GTPP Jabar Daud Achmad.
Dia menambahkan, satu dari sejumlah protokol yang wajib ditaati ialah penggunaan masker. Menurut dia, penggunaan masker cukup efektif dalam menekan penularan Covid-19. Cara ini, relatif lebih aman dibandingkan dengan menerapkan karantina wilayah atau lockdown.
“Disiplin menerapkan protokol Covid-19, termasuk penggunaan masker. Kebijakan pemakaian masker di sejumlah negara menggantikan kebijakan lockdown,” ujarnya.
Jawa Barat sendiri telah menerapkan fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kecuali aglomerasi wilayah Bogor, Depok dan Bekasi yang masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tak ada pembatasan pergerakan masyarakat di luar wilayah Bodebek. Wisatawan dipersilakan untuk datang, namun dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan.
“Enggak ada pembatasan-pembatasan tapi memohon kedispilinan dengan memakai masker, jaga jarak, cuci tangan di semua kegiatan. Mau pariwisata, ekonomi dan kecuali pendidikan (yang belum semuanya buka),” tandasnya. (bbs/drx)