Momentum Bagus Meraih Gelar

JAKARTA – Indonesia bersikap realistis soal peluang tim Piala Uber 2020. Sebab, di Piala Uber 2020 ini, Indonesia berada di grup B bersama Korea Selatan, Australia, dan Malaysia.

Hendra Setiawan sudah tujuh kali membela Indonesia pada Piala Thomas. Dia menjadi pemain yang paling sering masuk skuad. Menyamai torehan Taufik Hidayat. Namun, dia bakal melampaui rekor Taufik. Tahun ini Hendra menggenapi jumlah partisipasinya dalam Piala Thomas menjadi delapan kali.

Sempat ada kabar bahwa Hendra menjadikan Piala Thomas 2018 sebagai yang terakhir baginya. Dia menampik hal tersebut. Dia masih bersemanagat membela Merah Putih. ”Intinya, kalau tim masih membutuhkan, saya siap memperkuat tim lagi. Selama tenaga saya masih memungkinkan, saya siap dipakai lagi,” kata peraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido.

Dalam perjalanannya membela tim Thomas, Hendra sudah merasakan dua final. Namun, dia belum pernah mencicipi gelar. Tepatnya pada 2010 ketika kita kalah oleh Tiongkok di final. Lalu, pada 2016 ketika kita menyerah kepada Denmark di partai puncak. Karena itu, Hendra sangat penasaran.

Padahal, capaian Hendra sebenarnya lengkap. Dia sudah meraih emas Olimpiade, All England, Asian Games, dan Kejuaraan Asia. Hanya Piala Thomas dan Piala Sudirman yang belum pernah didapat. ”Paling tinggi saya cuma dapat perak (Piala Thomas). Kalau memang masuk tim lagi, saya ingin buat jadi juara,” jelas ganda putra nomor dua dunia bersama Mohammad Ahsan itu.

Melihat materi pemain saat ini, pemain 35 tahun itu optimistis tim Thomas punya kesempatan bagus untuk meraih gelar. ”Dilihat dari pengalaman saya sebelumnya dalam tim Thomas, dulu kekuatan kami kurang merata. Tetapi, sekarang saya lihat sudah merata dalam tim. Ini momentum yang bagus untuk bisa meraih gelar,” aku Hendra.

Rasa penasaran Hendra akan gelar Piala Thomas didukung penuh oleh pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi. Dia mengungkapkan, tim saat ini sudah diuji di Kejuaraan Asia Beregu (BATC) 2020 di Manila, Filipina, Februari lalu. Kita sukses menjadi juara. Meskipun, saat itu rasanya kurang gereget karena tidak ada Tiongkok. ”Seperti bisa dilihat di BATC lalu. Itulah tim inti kami. Orang-orang bilang ini tim terbaik Indonesia setelah beberapa tahun,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan