Tiga Orang Pasien Positif Covid-19 Cianjur Sembuh

CIANJUR – Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat tiga orang yang terdiri dari satu keluarga warga Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, yang dinyatakan positif COVID-19 dan sempat menjalani isolasi di vila khusus penanganan COVID-19 di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, sudah sembuh dan diperbolehkan pulang.

“Ketiga orang yang terdiri dari anak dan orang tua itu, sudah menjalani tes usap (swab test) sebanyak dua kali dan hasilnya negatif, sehingga ketiganya sudah bisa dipulangkan ke rumahnya,” kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi Kamis.

Ia menjelaskan, selama berada menjalani karantina, ketiga orang tersebut rutin diberikan pengobatan oleh dokter spesialis paru dan diberi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Sehingga selama 14 hari menjalani perawatan ketiganya dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali tes usap dengan hasil negatif.

Sedangkan suami dari tenaga medis di puskesmas yang diduga sebagai pembawa virus berbahaya dan menularkan pada istri dan mertuanya itu, sempat menjalani karantina di Jakarta, saat ini dipindah ke vila Bumi Ciherang sesuai permintaan keluarga untuk menjalani karantina lanjutan karena hasil tes medis belum menunjukkan perubahan.

“Untuk suami dari pasien yang sudah dipulangkan bersama kedua orang tuanya itu, saat ini kembali menjalani karantina di vila khusus yang disediakan Pemkab Cianjur untuk pasien ODP, PDP dan positif. Statusnya pasien positif COVID-19 dan akan menjalani perawatan intensif hingga beberapa hari ke depan,” katanya.

Sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur menemukan tiga orang yang terdiri dari satu keluarga warga Kecamatan Bojongpicung, positif COVID-19. Hasil tes usap Labkesda Jabar menunjukkan ketiga orang yang terdiri dari anak dan orang tua itu dinyatakan positif dan menjalani isolasi di vila Ciherang.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan terungkapnya tiga orang yang positif itu berawal dari tes cepat massal terhadap tenaga medis di sejumlah puskesmas. Setelah hasilnya keluar ditemukan sejumlah nama reaktif berdasarkan hasil tes cepat.

Pihaknya langsung melakukan tes usap terhadap nama-nama yang diduga reaktif. Setelah hasil keluar ditemukan nama S dengan hasil tes usap reaktif sehingga dilakukan penelusuran terhadap keluarga dan rekan kerjanya karena S berprofesi sebagai tenaga medis di puskesmas.

Tinggalkan Balasan