Kendati demikian, Jajang mengaku masih yakin jika PKS akan bisa berkoalisi dengan partai lain jika PKB-Nasdem-Demokrat membangun koalisi baru. Terlebih, PKS tidak pernah bekhianat dengan mitra koalisi. PKS tidak pernah membuat keputusan politik sendiri jika sudah menyatakan berkoalisi dengan partai politik lain.
“Dengan Demokrat sendiri kami tidak berkhianat. Selalu semua kami bicarakan bersama. Tidak pernah kami membuat keputusan sendiri,” kata dia.
Oleh sebab itu, kata dia, PKS sendiri masih berharap jika koalisi yang dibangun dengan Demokrat masih bisa terus berjalan. Namun jika Demokrat tegus untuk berpisah, maka PKS tidak bisa memaksa. PKS akan menghargai keputusan Demokrat.
Terlebih, kata dia, selama melakukan komunikasi dengan partai lain, PKS tetap berkomunikasi dengan Demokrat. PKS sendiri tak pernah memiliki niatan untuk melepas Demokrat.
“Ketika ada parpol yang mau gabung, tentunya, kan, koalisi akan bertambah. Tidak akan melepas. Misal sewaktu Nasdem ingin berkoalisi dengan kami, jadi formatnya itu PKS-Demokrat-Nasdem. Dan tentu pasti ada pembicaraan. Begitu jika akan menambah koalisi lagi,” kata dia yang menekankan jika PKS selalu membicarakan dengan mitra koalisi terkait langkah-langkah politiknya.
Terkait nama Gun Gun Gunawan sebagai bakal calon bupati dari PKS, Jajang menyebut masih belum final. Nama itu masih bisa berubah tergantung pembicaraan dengan partai politik lain yang ingin berkoalisi.
“Nama Gun Gun muncul itu kan karena kesepakatan dengan Demokrat. Jika nanti dengan partai lain dan ingin nama lain, tentu kami tidak bisa memaksakan nama Gun Gun. Kader PKS banyak. Nanti lihat bersama partai koalisi bagaimana. Politik itu dinamis,” kata dia.
Untuk di Pilkada Kabupaten 2020, Jajang menyebut PKS menargetkan akan mengusung figur untuk maju menjadi calon bupati. Kendati hanya memiliki 10 kursi di parlemen, Jajang mengaku mengharuskan PKS untuk berkoalisi.
Jajang juga tak menampik jika PKS bisa saja kembali berkoalisi dengan Golkar. Sebab, dalam kalkulasi politiknya, target PKS memenangkan Pilkada Kabupaten Bandung. Bukan hanya sekedar maju dan mengusung saja.
“Untuk koalisi kami terbuka dengan siapapun. Mau dengan Golkar, PDIP, Nasdem, PAN, Demokrat dan yang lainnya. Yang jelas lihat nanti di tanggal 4 sampai 6 September saja,” kata dia. (yul/tur)