BANDUNG – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi memastikan jika pembangunan Skywalk tahap II kembali tertunda.
Didi mengungkapkan, tertundanya pembangunan tempat yang terletak di Jalan Cihampelas itu disebabkan adanya relokasi anggaran untuk percepatan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19).
”Karena ada pergeseran anggaran itu jadi paling nanti di 2021 baru bisa dilanjutkan. Memang sekarang anggaran banyak dipakai covid,” ungkap Didi kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (21/07).
Didi mengaku, sejauh ini untuk presentase pembangunan sudah mencapai 92 persen. Sementara untuk penyelesaian pembangunan yang tinggal delapan persen, Didi memperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 5 Miliar.
”Kita tinggal menyelesaikan bagian aksesoris seperti pagar dan tempat duduk termasuk struktur masih belum terpasang dan harus diperbaiki,” terangnya.
Terkait efektivitas penggunaan Skywalk oleh pengunjung, Didi mengaku jika hal tersebut belum terbentuk sepenuhnya. Namun pihaknya tetap berupaya untuk mendorong wisatawan agar tetap memanfaatkan fasilitas Skywalk secara maksimal.
”Supaya hidup, tahap pertama bahwa disitu yang mengundang (wisatawan) seperti musola harus diperbesar,” paparnya.
Dia berharap anggaran pembangunan Skywalk bisa direalisasikan pada 2021 mendatang. Dia juga berharap anggaran tersebut dapat dicantumkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung.
Kendati ada relokasi anggaran, lanjutnya, namun ada beberapa pekerjaan yang tetap berjalan. Untuk kali ini Didi mengaku pihaknya sedang gencar menambah drum pori ke seluruh wilayah pemukiman warga.
”Sampai awal Juli 2020 ini kami sudah membuat 1.797 drumpori di Kota Bandung,” sebutnya.
Menurutnya, keberadaan drumpori cukup efektif untuk menyerap air saat datang musim penghujan. Sehingga volume air yang masuk ke drainase atau jalanan bisa cukup berkurang.
”Kami berharap diakhir tahun terbangun 3.500 drumpori. Kita sudah gerakan setiap UPT (Unit Pelaksana Teknis),” ucapnya.
Dia pun optimis target tersebut tercapai karena minat masyarakat di lapangan yang cukup tinggi untuk membuat drumpori di halaman rumah.
”Kalau semua rumah di Kota Bandung membuat drumpori, setidaknya membutuhkan sebanyak 500.000 unit. Mungkin akan kita kerjakan secara bertahap dengan dibarengi edukasi kepada masyarakat. Tujuannya, agar lebih banyak yang berminat memasang drumpori di rumah, tempat bekerja ataupun ruang publik,” jelasnya.