Hal senada diungkap pemilik Yayasan Rumah Pejuang Kanker Ambu, Dewi Nurjannah. Perempuan berusia 48 tahun ini mengaku berbahagia mendapat kunjungan Kanwil DJP Jawa Barat I.
“Saya sudah mendirikan yayasan ini sekitar sembilan tahun lalu. Baru kali ini ada kunjungan dari instansi pemerintah. Semoga Bapak dan Saudara-saudara sekalian dalam keadaan sehat, diberkahi, dan ditambahkan rizkinya oleh Allah SWT. Aamiin,” ujarnya saat ditemui di yayasan yang beralamat di Jalan Bijaksana Dalam No.11, Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung itu.
Wanita yang akrab disapa Ambu (bahasa Sunda yang berarti Ibu) itu mengungkapkan awal mula ia membuka yayasan khusus penderita kanker tersebut.
“Ambu dulu kekurangan materi sama sekali. Alhamdulillah diberikan kesempatan selama 2,5 tahun. Selama 2,5 tahun itu Ambu tak pernah pulang. Kehidupan sehari-hari berjalan hanya sekitar kontrakan dan rumah sakit. Setelah masa perjuangan itu, akhirnya Allah memberikan takdir terbaik kepada anak Ambu. Retinoblastoma merenggut anak Ambu di usia 3,5 tahun,” ungkapnya.
Pengalaman pedih itu membuatnya banyak belajar tentang makna kehidupan. Hari-hari yang dilaluinya di rumah sakit dan kontrakan membuatnya tersadar bahwa ia harus lebih banyak bersyukur. Baginya, syukur tak cukup diucapkan, namun harus diwujudkan dalam perbuatan. Berkaca dari pengalamannya, ia jadikan Rumah Pejuang Kanker Ambu sebagai representasi rasa syukur itu, agar semakin banyak masyarakat kurang beruntung yang terbantu. (HP)