“Jadi ini juga edukasi kepada publik, tidak serta merta itu adalah orang positif yang tidak terdeteksi keburu meninggal. Nggak bisa begitu, terlalu zalim kalau kita menyimpulkan seperti itu. Tapi poinnya adalah siapa-siapa yang status ODP dan PDP kita akan tambahi update statusnya sebelum SIRS online itu kita diberikan akses. Kita akan gunakan data manual, besok mungkin sudah update ya,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Gugus Tugas Jabar juga meminta pada masa AKB ini para orang tua tidak membawa anak kecil ke tempat wisata alam terbuka yang sudah mulai dibuka di beberapa tempat.
Hal itu sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak kecil rawan terpapar COVID-19 dari orang dewasa dan berpotensi besar menularkannya kepada orang lanjut usia.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium GTPP Jabar Siska Gerfianti mengatakan, meski saat ini memasuki fase new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), bukan berarti kewaspadaan dilonggarkan.
“Kegiatan pendidikan usia dini, yakni PAUD dan lain-lain, direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), tetap dilakukan di rumah masing-masing saja. Jadi untuk kegiatan pembelajaran bagi anak ini, lebih direkomendasikan dalam pembelajaran jarak jauh,” kata Siska.
Selain itu, pihaknya pun menekankan agar orang tua yang beraktivitas di luar rumah untuk mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Jangan sampai, ujarnya, orang tua membawa resiko penularan kepada anak.
“Kemarin itu kan semuanya di rumah ya. Jadi anak-anak ini tertular dari orang tua yang masih keluar-keluar rumah, misalnya ayahnya masih kerja ibunya masih kerja dan lain-lain. Nah ini yang penting untuk orang tua,” pungkasnya. (mg2/drx)
[/ihc-hide-content]