Sebaran Covid-19 Meluas, Muncul Dua Klaster Baru

“Partisipasi menurut WHO adalah kunci dari pengendalian COVID-19 sehingga kesiapan-kesiapan testing di daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang targetnya minimal 10 ribu sampai 15 ribu PCR testing per minggu,” kata Emil.

Gugus tugas Jabar dan 27 daerah juga akan memperkuat kampanye di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap AKB adalah kehidupan normal seperti sebelum ada COVID-19.

“Jadi dua minggu ke depan edukasi dalam bentuk video, iklan dan lainnya harus ditingkatkan di level kota/kabupaten dan provinsi terkait AKB ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jabar ini berjanji segera membuka data warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 yang meninggal. Hal ini menyusul sorotan soal tak diungkapnya data kasus meninggalnya warga berstatus ODP dan PDP.

“Kita putuskan, kita akan meng-update besok (Rabu) kematian ODP dan PDP berdasarkan laporan manual saja. Nah laporan manualnya pasti ada gap ya, tapi kita akan laporkan. Kurang lebih sekitar 1.000-an sekian, jadi memang ada gap di situ,” katanya.

Emil menjelaskan alasan tidak diungkapkannya data warga meninggal yang berstatus ODP dan PDP. Menurut dia, hal itu lantaran datanya langsung masuk ke rumah sakit.

“Sebenarnya kan datanya itu ada di rumah sakit, yang upload-nya langsung ke pusat melalui aplikasi yang namanya SIRS online. Gugus Tugas sudah kirim surat supaya bisa mengakses, tapi per hari ini belum ada jawaban. Jadi akhirnya kita putuskan kita akan meng-update besok kematian ODP dan PDP,” tutur Emil.

Meski begitu, Emil menyatakan PDP dan ODP yang meninggal tidak bisa didefinisikan sebagai COVID-19. Menurutnya, yang meninggal bisa dikarenakan penyakit lain, namun berhubung sakit di masa pandemi, sehingga dikategorikan PDP.

“Tapi tidak bisa didefinisikan itu sebagai COVID karena bisa orang yang sakit dalam masa pandemi kan dihitungnya PDP, nah dia sembuh atau meninggal negatif dari COVID tapi statusnya sudah keburu dicap PDP,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan