”Apabila kurva berada di bawah garis merah, hal tersebut menunjukkan indikasi gizi buruk. Oleh sebab itu, dalam periode tiga tahun pertama harus melakukan pemantauan minimal satu bulan sekali,” ujarnya.
Pria yang juga sebagai Dewan Pengawas Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung turut menyinggung Permenkes Nomor 29 Tahun 2019. Berdasarkan peraturan tersebut, semua bayi yang berada di bawah garis merah sesuai indikator buku KIA, selama dua bulan harus diberi Pakan Khusus Medis Khusus (PKMK) minimal satu botol sehari.
”Jadi kalau dua bulan 60 botol, satu botolnya 150 ml,” ucapnya.
Dia menilai sejauh ini penanganan stunting di Jawa Barat agak lambat. Hal tersebut karena stunting sendiri belum dipahami dengan utuh serta tidak diaplikasikan di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Rachmat juga turut mengemukakan adanya dampak Covid-19 terhadap penanganan kasus stunting.
”Karena yang seharusnya mendapatkan gizi lebih, asupan yang lebih dan karena Covid-19 ini jadi terhambat. Tahun depan kita akan banyak tertimpa penyakit dan juga stunting karena banyak yang melewatan imunisasi akibat Covid-19 ini,” pungkasnya.(mg7/ziz).
15 Kelurahan Jadi Lokus Stunting:
- Kelurahan Cirangrang.
- Kelurahan Margasuka.
- Kelurahan
- Kelurahan
- Kelurahan Jamika.
- Kelurahan Karasak.
- Kelurahan Kebon Gedang.
- Kelurahan Palasari.
- Kelurahan Cipadung.
- Kelurahan Babakan Penghulu.
- Kelurahan Pasirjati.
- Kelurahan Babakan Asih.
- Kelurahan Cipadung Wetan.
- Kelurahan Cibaduyut Kidul.
- Kelurahan
Upaya Untuk Meminimalisir Kasus Stunting:
- Pemberian makanan tambahan pada Balita kurus dan ibu hamil kekurangan energi kronik.
- Pemberian tablet tambahan darah pada remaja putri.
- Pemberian vitamin A pada bayi 06-11 bulan dan balita 12-59 bulan.
- Pemicuan pada Sanitasi Terpadu Bersumber Masyarakat (STBM)
Jumlah Kasus Stunting Usia 0-59 bulan sebanyak 8.121 Balita:
- Usia 0-23 bulan sebanyak 2.711 Baduta.
- Usia 24-59 bulan sebanyak 5.410 Balita.
Penyebab Terjadinya Stunting:
- Kurangnya asupan gizi.
- Mengalami infeksi atau sakit berulang-ulang.
- 7% Faktor keturunan.
[/ihc-hide-content]