BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menetapkan sebanyak 15 Kelurahan sebagai prioritas lokasi fokus (lokus) stunting di Kota Bandung pada 2020.
Dijadikannya lokus pada 15 kelurahan tersebut karena di daerah tersebut jumlah stuntingnya lebih banyak dibandingkan kelurahan lainnya. Sementara untuk tingkat risiko dengan status sangat tinggi berada di Kelurahan Cirangrang dan Margasuka.
[ihc-hide-content ihc_mb_type=”show” ihc_mb_who=”3,4″ ihc_mb_template=”1″ ]
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita mengungkapkan, dari ke 15 kelurahan tersebut, Kelurahan Cipandung yang memiliki kasus stunting paling banyak.
”Disana ada 283 orang. Adapun jumlah rata-rata Balita pendek dan sangat pendek dari 15 Kelurahan prioritas khusus yakni 143,6,” ungkap Rita kepada Jabar Ekspres, Rabu (1/7).
Rita mengaku, kasus stunting ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya atau pada 2018 yang lalu dengan 7,6 persen. Sementara pada 2019 sebesar 6.53 persen. Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya untuk menanggapi kasus stunting ini.
”Ada beberapa upaya yang kita lakukan untuk mencegah terjadinya stuntung ini,” terangnya.
Terpisah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan (Bappelitbang), Ahyani Reksanagara juga memaparkan jumlah kasus stunting yang terjadi pada bayi di bawah lima dan dua tahun.
”Hasil analisis konvergensi stunting di Kota Bandung menunjukkan kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia masih tinggi dan belum menunjukkan perbaikan signifikan,” paparnya.
Bahkan, lanjutnya, World Health Organization (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus tertinggi di Asia. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30.8 persen atau sekitar tujuh juta balita menderita stunting.
”Kota Bandung sendiri memiliki prevalensi stunting dengan status sedang di angka 21.92 persen. Sementara itu, berdasarkan data DPB pada Agustus 2019, presentase stunting di Kota Bandung berada di angka 6.53 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Wilayah Banten, Rachmat Sentika mengatakan 93 persen penderita.
”Kecerdasan manusia dipengaruhi oleh seribu hari pertama kehidupan pertumbuhan,” paparnya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi stunting diperlukan monitoring kepada anak saat berumur satu sampai dua tahun melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).