NGAMPRAH– Ribuan pedagang di kawasan objek wisata Gunung Tangkuban Parahu mulai berbenah menata kembali kehidupan setelah dihantam pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 yang membuat mereka lumpuh secara ekonomi.
Selama hampir tiga bulan kehilangan mata pencaharian akibat ditutupnya objek wisata tempat mengadu nasib, banyak pedagang menjual berbagai barang seperti perhiasaan hingga kendaraan bermotor saat sudah kehabisan uang simpanan demi bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Seperti yang dialami Ai Nuraeni (29), pedagang aksesoris di objek wisata Gunung Tangkuban Parahu, yang turut menjual motor miliknya demi bertahan hidup selama tak memiliki pendapatan.
“Akhirnya atas seizin suami, saya memutuskan menjual sepeda motor. Setelah menjual motor, saya terpaksa meminjam uang karena simpanan semakin menipis,” kata Ai ditemui di kios kawasan objek wisata Gunung Tangkuban Parahu, Minggu (21/6).
Sejak berjualan di Tangkuban Parahu tahun 2008 hingga sekarang, Ai menyebutkan, dampak pandemi Covid-19 dirasakan paling parah, bahkan lebih parah dibanding saat erupsi 2019 lalu.
“Sangat parah, saat erupsi kan masih bisa pindah-pindah jualan. Tapi sekarang, saya gak bisa kemana-mana, diam di rumah karena tempat wisata ditutup semua,” ujarnya.
Momen libur lebaran yang biasanya jadi kesempatan untuk meraup untung, justru tak memberikan sama sekali pemasukan materi lantaran wisatawan masih belum diperbolehkan berkunjung ke objek wisata.
“Ya enggak pernah membayangkan akan seperti ini. Karena biasanya setiap lebaran selalu ramai oleh masyarakat yang mengadakan liburan tapi kemarin setop jualan,” ucapnya.
Setelah pemerintah memutuskan membuka objek wisata di masa transisi new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB), dirinya berharap kehidupan bisa kembali berjalan seperti biasa.
“Pokoknya sekarang harus bangkit, usaha harus terus berjalan, enggak apa-apa belum langsung ramai yang penting ada usaha,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan, suasana di area Tangkuban Parahu sepi dan banyak kios yang masih ditutup pemiliknya, hanya sekitar puluhan pedagang saja yang terlihat sudah membuka kiosnya untuk membereskan barang dagangannya. Pengunjung yang biasa memenuhi area wisata pun belum banyak terlihat. (mg6/tur)