BANDUNG – Tim Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Cabang Olahraga (Cabor) gulat secara resmi memulai latihan sentralisasi di pemusatan latihan gulat Padjajaran Bandung.
Pelatih kepala tim Pelatda PON gulat Jabar Bambang Erawan mengatakan, kepastian dimulainya latihan secara sentralisasi diperoleh setelah para atlet dan pelatih melakukan rapid test covid -19.
”Semua atlet gulat yang tergabung dalam tim Pelatda sudah menjalani rapid test covid -19. Alhamdulillah hasilnya semua negatif, Insya Allah semua lolos dari corona,” jelas Bambang dikutip dari Pelita Jabar.com, Senin (15/6).
Menurut Bambang, dalam rapid test yang digagas Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin, 11 atlet Pelatda gulat dan 3 pelatih hasilnya negatif. ”Kami bersyukur sekali tidak ada atlet dan pelatih kami yang reaktif terkena virus korona. Semua negatif,” jelasnya.
Bambang menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi pengurus, Khususnya kepada ketua umum KONI jabar yang telah menggelar kegiatan rapid test. ”Apa yang dilakukan KONI Jabar sangatlah tepat dan benar. Bagus sekali. Semua Cabor sangat menunggu kegiatan tes ini. Sehingga kami tahu secara full bagaimana kesehatan atlet kami. Apakah atlet sehat atau tidak. Jadi dengan keluarnya hasil tes ini, membuat keyakinan kami semakin mantap untuk memulai latihan secara sentralisasi,” akunya.
Bambang berharap hasil rapid test cabang olahraga lain juga sama dengan cabang gulat yaitu negatif. ”Mudah-mudahan hasil cabor lain juga sama dengan kami negatif. Sehingga dapat segera memulai melaksanakan latihan secara sentralisasi,” harapnya.
Sebelumnya, KONI Jawa Barat menunjuk Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jabar sebagai percontohan dari tahapan pelaksanaan protokol kesehatan di tempat di latihan bagi para atlet atau pendamping. Hampir 250 atlet, pelatih maupun pengurus dari cabang olahraga aquatik ini menjalani rapid test Covid-19 di Kolam Renang Prestasi Jawa Barat Jalan Padjajaran.
Ketua umum KONI Jabar Ahmad Saefudin dan Ketua Umum Pengprov PRSI Jawa Barat Verdia Yosef memantau langsung pelaksanaan Rapid Test. ”Kita ingin melindungi Sumber Daya Manusia (SDM) olahraga kita. Itu yang utama dan penting karena mereka para atlet harus berada di zona aman, tenang dan terlindungi,” jelasnya.