BANDUNG – Perseteruan antara Bupati Bandung, Dadang M. Naser dengan para anggota dewan terkait persoalan penyerapan dan transparansi penggunaan anggaran Covid-19, kini kedua lembaga pemerintahan tersebut resmi berdamai.
Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugianto membenarkan soal pertemuan anggota dewan dengan bupati. Bahkan kata dia, permohonan maaf sudah disampaikan oleh Bupati Bandung di depan para pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi yang hadir.
“Betul, DPRD dan bupati sudah bertemu untuk pembahasan soal penanganan korona. Dalam kesempatan itu, bupati juga sudah menyampaikan permohonan maaf. Sekali lagi ini apresiasi yang luar biasa kami ucapkan terima kasih pada Bupati Bandung,” kata Sugianto, kemarin (10/6).
Sugianto yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung berharap ke depan tidak terjadi lagi insiden miskomunikasi antara dua lembaga di pemerintahan yakni eksekutif dan legislatif.
“Tentunya ke depan harapan kami tidak terjadi lagi miskomunikasi, hal-hal yang tidak diharapkan sehingga mengganggu sinergitas dua lembaga ini,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, saat silaturahmi bersama insan media Jumat (5/6) petang, Bupati Bandung Dadang Naser tiba-tiba ‘menyemprot’ kinerja para anggota dewan.
Dihadapan wartawan, Dadang mengkritik cara dari para wakil rakyat yang duduk di DPRD yang seolah mencari sensasi di media melalui cuitan politis soal penanganan Covid-19.
Tak hanya itu, Dadang yang juga pimpinan partai beringin kembali heran tujuan dari anggota dewan yang berambisi membuat panitia khusus (pansus) untuk covid-19 di DPRD.
“Hayang bikin pansus? lieur. Teu ngarti (Ingin membuat pansus? pusing. Tidak ngerti) Jaka sembung makan roti. Belajar lagi jadi dewannya,” sindir Dadang penuh emosi waktu itu.
Pernyataan Bupati Bandung, Dadang M. Naser tersebut juga sempat viral dan menjadi perbincangan. Bahkan, sejumlah partai juga mengkritisi soal pernyataan bupati tersebut lantaran dinilai telah menghina lembaga wakil rakyat tersebut.
“Bupati Bandung seolah-olah terkesan berlebihan dan emosional, kita tidak tahu situasi apa yang membuat bupati sangat emosional seperti itu, tapi yang pasti untuk seorang bupati hal seperti itu menunjukan sikap yang tidak terpuji, dan merupakan tindakan pelecehan, baik kepada DPRD sebagai lembaga maupun kepada anggota DPRD secara pribadi,” sesal Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Kabupaten Bandung, Toni Permana. (bbs/drx)