Politik Jembar Manah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Itulah sekilas tentang politik jembar manah yang dipraktikkan Prabu Siliwangi dalam menata kerajaan Padjajaran pada zaman kerajaan Sunda. Dalam kepemimpinan Islam, apa yang dilakukan Prabu Siliwangi (meskipun tidak ada keterkaitan) dipraktikan juga oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq. Abu Bakar dicatat sebagai pemimpin jujur. Sederhana. Lembut, dan bijak. Putihnya hati khalifah serupa dengan ciri fisik Abu Bakar yang kerap digambarkan berkulit cerah, berambut tebal, dengan tubuh yang kurus.

Kesepuluh Pasanta dari Prabu Siliwangi ekuivalen dengan karakteristik Abu Bakar yang jujur, sederhana, lembut, dan bijak. Abu Bakar digambarkan sebagai sosok lembut namun tetap tegas. Terlebih jika ada kemaksiatan di sekitar lingkungan. Ia juga digambarkan sebagai pribadi memiliki banyak sifat-sifat mulia. Bahkan, Nabi Muhammad SAW memberikan gambaran bahwa Abu Bakar bisa memasuki pintu surga manapun diinginkan. Hal itu tak terlepas dari betapa Abu Bakar menjadi orang yang selalu berusaha beramar makruf dan nahi munkar semasa hidupnya.

Abu Bakar dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dan menjadi orang kepercayaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath Al-Bari mengatakan, Ali bin Abu Thalib menyatakan, Allah menurunkan nama untuk Abu Bakar dari langit yaitu Ash-Shiddiq. Ali sendiri bersumpah akan pernyataannya ini. Kisah lain menyebutkan, nama Ash-Shiddiq menjadi gelar bagi Abu Bakar karena ia menjadi orang yang pertama kali membenarkan kisah Isra Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang kemudian Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Ketika itu banyak kalangan suku Quraisy meragukan. Bahkan mendustakan.

Abu Bakar tergolong dalam kelompok Assabiqun Al-Awwalun atau kelompok orang yang mula-mula masuk ke dalam Islam. Ia berasal dari kalangan orang dewasa yang pertama kali mempercayai dan mengimani Muhammad sebagai nabi dan utusan Allah.

Dan ketika rasulullah meninggal, Abu Bakar Al-Shiddiq, sahabat Nabi yang terkenal lembut hatinya, hadir menyelamatkan akidah kaum Muslimin. “Wahai sekalian manusia, barang siapa menyembah Muhammad, ketahuilah sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barang siapa menyembah Allah, sesungguhnya Dia Maha Hidup dan tak akan pernah mati,” ucapnya seperti terdapat dalam Abu Bakar Al-Shiddiq: Khalifah Pembawa Kebenaran (2014) karya Khalid Muhammad Khalid.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan