BANDUNG – Kantor DPRD Provinsi Jawa Barat mendadak ramai pada Selasa (2/6) saat kedatangan perwakilan para pedagang pasar yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Bandung (APB). Kedatangan mereka untuk mengadukan nasibnya selama pandemi korona berlangsung.
Jubir APB, Rahmat Ariyandi meminta tiga tuntutan. Di antaranya, pembukaan pasar di Kota Bandung setelah masa perpanjangan PSBB berakhir pada tanggal 12 Juni 2020 mendatang.
“Ada tiga poin, pertama kita sangat berharap aktivitas ekonomi di Bandung bisa berjalan, apapun pasarnya yang penting bisa buka kembali,” harap Ariyandi saat ditemui usai Audiensi di DPRD Jabar, kemarin (2/6).
Ariyandi juga meminta beban yang ditanggung para pedagang selama masa Pandemi Covid-19 ditanggung pemerintah. Misalnya, beban listrik, keamanan dan kebersihan selama para pedagang menutup usahanya.
“Harapan kami segala operasional yang menjadi beban pedagang di setiap kios bisa mendapat bantuan pemerintah seperti listrik dan lain-lain,” katanya.
Dia juga meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat lebih memperhatikan nasib para karyawan toko yang berada di pasar. Menurutnya, selama ini karyawan pasar jarang sekali mendapatkan perhatian, baik berupa bantuan sosial (bansos) maupun bantuan lansung tunai (BLT).
“Kemudian kita juga meminta pemerintah memperhatikan karyawan toko yang tutup, selama ini belum ada sentuhan sedikitpun untuk karyawan toko yang ada di pasar,” tutur Ariyandi.
Disinggung terkait, jumlah pedagang yang tergabung dalam organisasinya. Ariyandi menyebutkan, organisasinya merupakan gabungan dari beberapa organisasi pasar di Kota Bandung.
“Ini kita aliansi yah gabungan dari pedagang pasar baru, Andir, ITC, kebun kelapa, jaya plaza itu kurang lebih sampai 36 ribu kios, dan di sini bergabung organisasi berbagai macam pasar,” ujar Ariyandi.
Ariyandi menegaskan, jika semua tuntutan para pedagang tidak dipenuhi hingga perpanjangan PSBB berakhir, besar kemungkinan akan terjadi aksi demonstrasi besar-besaran dari para pedagang. Pasalnya, lanjut Ari, para pedagang dinilainya telah banyak mengalami kerugian akbiat penutupan tokonya.
“Kami sudah tidak kebayang lagi karena sudah tiga bulan para pedagang tidak ada pemasukan, apabila tanggal 12 tidak buka, mungkin akan terjadi demo besar-besar dan itu yang kita takutkan,” pungkasnya. (bbs/drx)