NGAMPRAH – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta pengelola wisata melakukan persiapan matang sebelum diizinkan beroperasi kembali.
Namun saat ini belum ada kepastian kapan wisata di KBB boleh beroperasi sebab Pemkab Bandung Barat sendiri masih menunggu arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Kementerian Kesehatan terkait rekomendasi penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
KBB sendiri masih dalam status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial sampai 12 Juni mendatang padahal hasil evaluasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, wilayah KBB sudah masuk zona biru.
Kepala Disparbud KBB, Sri Dustirawati mengatakan, pembukaan obyek wisata juga harus menerapkan protokol kesehatan Corona Virus seperti melakukan pembatasan kapasitas pengunjung maksimal 30 persen dari kapasitas biasanya.
“Pengelola wisata pastinya harus memperhatikan caring capacity. Bahwa untuk tempat wisata maksimal pengunjung hanya boleh 30 persen. Untuk pengunjung hotel maksimal 50 persen. Tapi yang jelas tunggu dulu arahan dari pemerintah sebelum membuka,” ujar Sri saat ditemui, Selasa (2/6).
Untuk membendung laju wisata khususnya ke arah Lembang, pengelola diimbau untuk mengatur angka pengunjung agar tidak membludak. Selain itu, demi mengurangi risiko kerumunan, pengelola juga diimbau untuk melakukan penjualan tiket masuk secara online.
“Penjualan tiket juga diusahakan melalui online. Jadi nanti untuk mencegah laju wisatawan ke arah Lembang. Kan banyak pengusaha yang bekerjasama dengan travel-travel, jadi nanti diatur travelnya jauh jauh hari observasi agar tidak terlalu banyak,” ujarnya.
Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu Putra Kaban mengatakan sudah siap menerapkan protokol kesehatan di objek wisata jika sudah ada kabar resmi soal waktu pembukaan.
“Sampai saat ini kan belum jelas kapan waktunya objek wisata bisa dibuka, jadi kami menunggu saja arahan dan gubernur dan pemerintah pusat,” ungkap Putra.
Pihaknya sendiri terus melakukan persiapan pembukaan obyek wisata dan siap menerapkan protokol kesehatan sesuai standar yang ditentukan saat penerapan AKB.
“Persiapan sudah kita lakukan. Kita juga bakal terapkan protokol kesehatan seperti menambah wastafel, memasang batas jemaah salat di masjid kita. Nanti akan ada