BANDUNG -Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyediakan dua skenario utama dalam menghadapi era new normal bagi dunia pendidikan. Dua skenario tersebut rencananya bakal ditentukan hari ini Jumat (29/5) melalui rapat evaluasi bersama Pemkot Bandung.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P3TK) Disdik Kota Bandung, Edy Suparjoto mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa tetap dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (JJS) atau bejalar dari rumah apabila Pembatasan Sosial Berkskala Besar (PSBB) di Jawa Barat berlanjut. Ini merupakan skenario pertama yang disediakan Disdik Kota Bandung dalam menghadapi new normal.
“Skenario pertama, bila PSBB berlanjut, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan dengan tidak bertatap muka, pembelajaran jarak jauh atau belajar di rumah tetap berlanjut,” ujar Edy, Kamis (28/5).
Edy menjelaskan, scenario pertama ini dibuat lantaran penyebaran Covid-19 di Kota Bandung masih belum ada perubahan bahkan kasus mematikan itu terus bertambah.
“Saat new normal nanti pembelajaran jarak jauh sepertinya akan tetap diberlakukan. Karena, grafik kasus Covid-19 di Kota Bandung belum turun,” ungkapnya.
Untuk skenario kedua, lanjut Edy, KBM bisa dilaksanakan dengan tatap muka akan tetapi dengan pengaturan waktu tertentu.
“Pengaturan jam masuk akan diatur dan dari sekian banyak jumlah siswa di setiap sekolah akan dibagi dua,” sebutnya.
Skenario kedua ini kata dia, nantinya siswa datang ke sekolah dengan sistem sif, sesuai jadwal yang akan ditentukan pihak sekolah. Tentunya siswa datang ke sekolah juga diwajibkan memakai masker sebagai langkah antisipasi penyebaran virus. Termasuk siswa tidak boleh bersalaman baik dengan guru maupun dengan teman-temannya.
“Diberlakukan sif, misal kelompok satu masuk hari Senin, maka kelompok dua tetap daring dan selanjutnya seperti itu,” jelasnya.
Untuk skenario kedua ini, imbuh dia, kursi dan meja siswa akan diatur jaraknya, dengan tetap memperhatikan protokoler kesehatan.Termasuk setiap sekolah diwajibkan menyediakan perlengkapan pendukung penanggulangan Covid-19.
“Misalnya dari mulai gerbang hingga masuk kelas dan keluar kelas kembali harus ada alat pendukung untuk penanggulangan Covid-19,” tekannya.