CIMAHI – Selama masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi berharap bisa memutus rantai penularan Corona Virus Disease (Covid-19), mengingat selama 14 hari ini aktifitas masyarakat dibatasi.
Namun untuk mencari titik penularan itu, Dinkes Kota Cimahi menginginkan tes dilakukan menggunakan swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR), sebab akurasinya lebih tinggi dibandingkan rapid test atau test cepat.
“Yang kita inginkan adalah swab, jadi PCR real time yang kita iginkan karena akurasinya lebih tinggi dan akan lebih cepat kita penangananya,” kata Sekretaris Dinkes Kota Cimahi, Chanifah Listyarini saat dihubungi, Minggu (26/4).
Dikatakan Rini, sapaan Chanifah Listyarini, opsi langsung swab test akan mempercepat penemuan orang yang terinfeksi. Jika harus menggunakan rapid test terlebih dulu, kata dia, dikhawatirkan hasilnya malah akan melebihi masa PSBB.
“PSBB kita menggunkaan rapid, begitu positif kita swab jadi kan 2 kali. PSBB kita cuma 14 hari,” ujar Rini.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak Pemprov Jabar terkait keinginan tersebut.
“Jadi kami inginnya PCR walaupun memang prosedurnya akan lebih rumit dan sangat tergantung dari provinsi semuanya kan harus di Labkesda (uji swab),” beber Rini.
Selain itu, lanjut Rini, pihaknya juga berharap Pemprov Jabar menambah labolatorium rujukan untuk menguji hasil swab test. Sebab, keberadaan labolatorium rujukan tambahan akan mempercepat penanganan selanjutnya jika hasilnya positif.
Berdasarkan pengalaman dan hasil anailsa pihaknya, ungkap Rini, pengujian swab di Labkesda ada yang hingga 16 hari baru keluar hasilnya.
“Ada yang hasilnya 2 hari, 3 hari. Tapi yang paling lama kami terima di Cimahi 16 hari. Ini kami takutkan penularannya sudah kemana-mana. Ternyata swabnya positif banyak walapun kita langsung isolasi dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Jika labolatorium rujukan baru itu bisa direalisasikan, ujar Rini, target untuk memutus penularan Covid-19 selama PSBB ini akan tercapai. “Yang nular cepat segera diisolasi. Perlu di rumah sakit ya di rumah sakit kalau memang isolasi mandiri ya isolasi mandiri,” pungkasnya.(mg4/yan)