Pengguna Jalan Tol di Wilayah Polres Cimahi Berkurang 70 Persen

CIMAHI – Arus kendaraan yang keluar masuk lewat Gerbang Tol (GT) di wilayah hukum Polres Cimahi mengalami penurunan hingga 70 persen sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 22 April lalu.

Ada sejumlah gerbang tol yang masuk wilayah hukum Polres Cimahi, yakni GT Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), GT Baros 1 dan 2 Kota Cimahi dan GT Margaasih Barat dan Timur, Kabupaten Bandung.

“Gerbang Tol Margaasih, Padalarang dan Baros (ada) penurunan sekitar 60 sampai 70 persen,” kata Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki saat ditemui, Minggu (26/4).

Kemudian, kata dia, aktifitas lalu lintas di perkotaan di wilayah hukum Polres Cimahi juga mengalami penurunan sejak PSBB yang rencananya akan berlaku hingga 6 Mei mendatang.

“Di kota juga masyarakat tidak terlalu banyak kegatan karena memang sudah banyak jalan yang ditutup,” ujarnya.

Dengan penurunan tersebut, kata Yoris, penerapan PSBB sejauh ini mulai berjalan efektif. “Artinya PSBB ini sudah kita nyatakan berhasil dalam menindaklanjuti orang yang keluar dan masuk,” jelas Yoris.

Dikatakannya, selama masa PSBB yang bersamaan dengan Operasi Ketupat Tahun 2020, pihaknya akan menghadang setiap pemudik yang keluar di wilayah hukum Polres Cimahi. Seperti yang terlihat di GT Margaasih, hari ini.

Ada sejumlah kendaraan pemudik dari luar daerah yang akan keluar tol. Setelah diperiksa petugas, ternyata pengemudinya tidak menunjukan surat tugas keperluan kedatangannya sehingga diperintahkan kembali ke daerah asal dengan pengawalan petugas.

“Tadi ada 3 mobil disuruh kembali, kita kawal sampai mengarah kembali ke Jakarta. Ketika ditemukan ada pemudik yang keluar ke sini, kita arahkan masuk ke arah Jakarta,” ungkap Yoris.

Terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Cimahi, Endang mengatakan, jumlah kendaraan dibandingkan dengan pertamakali diterapkannya PSBB semakin berkurang walaupun belum terlalu siginifkan.

Belum terlalu signifkannya penurunan mobilitas kendaraan disebabkan masih bukanya sejumlah kegiatan usaha, seperti toko-toko di luar sembako dan alat kesehatan, kantor, perusahaan hingga pabrik.

“Kemudian kesadaran masyarakat tentang bahaya virus corona masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih adanya sejumlah kerumunan masyarakat di luar rumah,” katanya. (mg4/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan