Ada beberapa hal yang Cucu tekankan dalam pelaksanaan PJJ ketika darurat Covid seperti saat ini. Alangkah lebih baiknya apabila guru, siswa, dan orang tua menanamkan sikap gotong royong serta bahu membahu secara bersama-sama.
“Kekompakan dan tanggung jawab bersama dalam kondisi begini yang harus kita pahami betul. Kita tidak bisa mengatakan ini yang terbaik, ini yang paling benar, ini yang salah, itu yang salah tidak bisa. Kita sama-sama menyimpulkan bahwa harus mempunyai nilai-nilai gotong royong dan tanggung jawab bersama,” tandasnya.
Setelah melihat video yang diunggah oleh Idris Apandi pada 7 April 2020 melalui aplikasi youtube, Cucu meminta kepada Dewan Pendidikan untuk memberikan kontribusi yang tidak bersifat kontekstual.
“Saya memohon seharusnya Dewan Pendidikan itu adalah memberikan kontribusi yang harus lebih respect, harus melihat pada kondisi potret yang konkret. Apa yang harus dilakukan, jadi tidak konteks mengatakan bahwa ini harus jadi beban, tidak ya. Jadi ini memang sebaiknya Dewan Pendidikan sebelum membuat statement atau membuat sebuah rekomendasi, diperhatikan apakah bersifat individu atau atas nama lembaga Dewan Pendidikan Jabar. Jangan membuat statement yang menciptakan kegaduhan dan menjadi multitafsir di lapangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pendidikan Jawa Barat (DPJ) Idris Apandi berpendapat, bahwa selama PJJ berlangsung, menimbulkan masalah terhadap siswa. Masalah tersebut kata dia, justru datangnya dari guru lantaran terlalu banyak memberikan tugas kepada siswa namun tanpa instruksi yang jelas.
“Hal ini sebabkan oleh beberapa hal, pertama guru multitafsir dalam mengartikan konsep PJJ. Hal ini wajar multitafsir karena pemerintah juga tidak memberikan gambaran secara detail atau rinci mengenai konsep PJJ,” ujar Idris Apandi, baru-baru ini. (mg7/tur)