CILILIN – Pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 selama beberapa minggu belakangan berdampak pada semua sektor, termasuk sektor ekonomi.
Salah satu yang terdampak yakni industri tambang, khususnya batu hitam yang produksi dan omzetnya merosot tajam. Saat ini industri tambang seperti batu split, abu batu, dan batu pondasi merosot hingga 40%.
Teguh Marjanto, Ketua Asosiasi Kepala Teknik Tambang (KTT) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Cimahi dan Kabupaten Bandung mengatakan penurunan tersebut lantaran tertundanya pembangunan insfrastruktur maupun perumahan baik proyek pemerintah ataupun swasta.
“Penurunan penyerapan produk terhadap pasar turun hingga 40%, kemudian juga dampak dari COVID-19 ini, sebagian perusahaan tambang menunda produksi dan karyawan dirumahkan,” ungkap Teguh saat ditemui, Jumat (10/4/2020).
Asosiasi KTT berpendapat, penerapan PSBB dirasa tepat agar sektor ekonomi tambang tetap menggeliat. Asosiasi KTT juga akan turut serta membantu pemerintah melakukan pencegahan wabah virus COVID-19.
“Kita apresiasi langkah presiden Joko Widodo yang menerapkan PSBB, dengan begitu sektor tambang masih bisa bergerak meski tentu saja asumsinya ada penurunan pasar. Tapi kalau lockdown, sudah habis lah sektor tambang,” terangnya.
Selain itu, untuk menggugah kesadaran masyarakat pada pencegahan penyebaran Covid-19 pihaknya juga membagikan ratusan masker kepada masyarakat yang dituntut beraktivitas ditengah social distancing seperti pengemudi ojek dan pedagang pasar.
“Kami juga memasang spanduk imbauan di sejumlah titik vital yang ada di KBB, Cimahi dan Kabupaten Bandung. Total ada 50 spanduk berisi anjuran mencuci tangan, menghindari keramaian, pola hidup sehat dan jaga jarak,” tandasnya. (mg6/yan)