CIMAHI – Banjir kembali menggenangi Jalan Mahar Martanegara di kawasan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi pada Selasa (31/3/2020) sore setelah mendapat kiriman luapan air dari Sungai Ciputri.
Aliran air dari sungai tersebut meluap ke jalan sebab kapasitasnya sudah tidak mampu menampung air saat diguyur hujan deras sejak pukul 14.00 WIB lebih. Ketinggian air di jalan tersebut melebihi lutut orang dewasa.
Bahkan pada 2018 lalu, aspal jalannya sempat mengelupas diterjang air dan sempat viral hingga diunggah oleh alhmarhum Sutopo Purwo Nugoro lewat akun Twitternya.
Dulunya ia merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penangguulangan Bencana (BNPB).
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di lokasi banjir terputus. Kebanyakan, kendaraan roda dua maupun roda yang hendak menuju arah Cimindi maupun sebaliknya kebanyakan memutar balik, meski ada beberapa pengendara yang memaksakan diri melewati banjir tersebut.
“Saya putar balik, takut mogok motornya. Itu airnya bisa sampe merendam saya,” tutur Indra Lukman (28), salah seorang pengendara yang hendak menuju Cimindi.
Banjir di lokasi tersebut memang sudah menjadi langganan setiap hujan deras turun. Kecilnya kapasitas drainase jalan membuat luapan air dari Sungai Ciputri dengan mudahnya masuk ke Jalan Mahar Martanegara.
Kepala Seksi Drainase pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Sambas Subagja mengakui air yang masuk ke jalan merupakan kiriman dari Sungai Ciputri, yang tak jauh dari titik banjir.
“Drainasenya jadi repot juga (nampung airnya), akhirnya kan ke jalan,” katanya.
Dikatakan Sambas, banjir di Jalan Mahar Martanegara kemungkinan akan terus terjadi selama belum ada penanganan dari hulu yang meliputi Sungai Ciputri (Cigugur Tengah) hingga hilir di Melong, Cimahi Selatan.
Ditegaskannya, area sungai yang berada di Cigugur Tengah itu harus dilebarkan untuk menambah kapasitas air. Sedangkan di Melong pun jalur airnya belum diluruskan, dan baru dibangun tanggul sementara untuk mencegah luapan air agak tak terlalu berdampak terhadap warga.
“Kalau logikanya di Melong belum diluruksan, belum lancar otomatis terhambat aliran air. Sementara di Cigugur belum dilebarkan, jadi pasti tumpah ke jalan,” jelas Sambas.