BANDUNG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat M Arifin Soendjayana menyebutkan bahwa konsumen tidak ada pembatasan pembelian bahan pokok kecuali gula dan minyak.
Menurut Arifin, pembatasan dua bahan pokok tersebut sangat wajar-wajar saja. Pasalnya ditengah pandemik wabah Covid-19, kedua bahan pokok tersebut terbilang langka (stok terbatas) di setiap Provinsi, bukan hanya dialami di Jabar saja.
“Jadi sekarang mah rata rata gula hanya 2, minyak hanya 3 maksimal gitu, jadi menurut saya wajar-wajar dan saya juga menyarankan tapi tidak tertulis pada saat kunjungan-kunjungan kalau lagi terjadi Panic Buying gitu ya jangan terlalu banyak lah,” ucap Arifin saat dihubungi di Bandung, Rabu (25/3).
Mantan Kepala Biro Ekonomi Provinsi Jawa Barat itu pun menjelaskan bahwa kebijakan untuk pembatasan pembelian terhadap konsumen bahan pokok atas surat dari Satgas Pangan Pusat. Sehingga kemudian menjadi acuan masing-masing ritel di di beberapa daerah.
“Ada beberapa kabupaten/kota yang menindaklanjuti surat itu untuk juga menguatkan supaya ritail melakukan pembatasan,” jelasnya.
Namun, kata dia, setelah adanya pembatasan pembelian bahan pokok dan menjadi acuan masing-masing ritel, Menko Ekonomi mengatakan bahwa tidak ada kebijakan masyarakat terhadap pembelian bahan pokok.
“Kata Menko Ekonomi tidak ada pembatasan, masyarakat silahkan bebas membeli. Nah, jadi ada dualismelah mungkin di Pusat,” katanya.
Dengan adanya paham dualisme tersebut, sambung dia, akhirnya kebijakan tersebut ditarik kembali, lalu Satgas Pangan Pusat mengeluarkan surat kembali.
“Tidak ada pembatasan, melainkan mekanisme diserahkan kepada masing-masing ritel. Nah jadi ritel bisa memandang dan bisa melihat mana itu kebutuhannya untuk dijual kembali, mana yang memang itu emang untuk dikosumsi gitu,” paparnya.
Sehingga akhirnya sekarang ritel-ritel ini tidak berdasarkan kepada surat Satgas Pangan Pusat namun mereka dari pengalamannya saja.
“Misalnya pasal modern Jogja membatasi hanya gula hanya 2 itu karena stoknya juga habis. Jadi mereka mengaturnya jangan sampai orang datang kegrai nya meraka tidak mendapatkan barang yang ingin di belinya,” ujarnya.
“Jadi sekarang mah rata rata gula hanya 2, minyak hanya 3 maksimal gitu, jadi menurut saya wajar-wajar dan saya juga menyarankan tapi tidak tertulis pada saat kunjungan-kunjungan kalau lagi terjadi Panic Buying gitu ya jangan terlalu banyak lah, kita juga bisa melihat kan gitu, nah itu kejadiannya seperti itu,” tambahnya.