JAKARTA – Sosialisasi nilai-nilai Pancasila diharapkan bisa menyentuh kaum milenial.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pun mewacanakan menggunakan Media Sosial (Medsos) hingga teknologi dalam melakukan sosialisasi. Salah satunya lewat aplikasi TikTok.
Pengamat Politik Emrus Sihombing mengapresiasi langkah BPIP yang mengikuti perkembangan jaman dalam melakukan sosialisasi.
Hanya saja, pengemasan dan cara penyampaian harus benar-benar menyasar dengan tepat.
Emrus mengatakan, soal sosialisasi penerapan nilai Pancasila bukan cuma mengajak. Memberikan contoh justru memiliki peran penting dalam mengajarkan Pancasila kepda kaum Milenial.
“Sekarang, mereka tahu jika pejabat banyak yang korupsi dari mana? Tentunya media termasuk media sosial. Kalau di situ kemudian disosialisasikan, justru akan dikritisi. Karena apa, anak Milenial ini kritis lho,” kata Emrus kepada Fajar Indonesia Network (grup Jabar Ekspres) di Jakarta, Rabu (19/2).
Menurutnya para pemimpin harusnya bisa memberikan contoh agar ditiru kaum Milenial. Sehingga mereka akan peduli.Dengan pemimpin berlaku adil serta mencerminkan perilaku baik, dipastikan akan diikuti oleh kaum Milenial. “Tergantung juga pengemasannya.
Kalau dibuat semacam video yang baik-baik saja, saya kira kurang optimal. Karena sekali lagi, anak Milenial itu kritis. Bukan menerima langsung,” bebernya.
Seperti diketahui, Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan dilakukan di semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Metode yang digunakan juga akan berbeda. Dipisahkan berdasarkan usia.
“Nah di sini karena anak-anak milenial itu lebih suka musik, olahraga, film, kuliner, dan seterusnya. BPIP diminta untuk fokus di sini. Jadi menitipkan pesan-pesan kepancasilaan dengan cara yang sesuai dengan psikologi anak-anak, generasi milenial. Di sini Presiden berharap memasukkan nilai-nilai kepancasilaan melalui media yang sesuai dengan mereka,” jelasnya.
Yudian mencontohkan sosialisasi melalui kegiatan olahraga dengan menyisipkan nilai-nilai Pancasila tanpa paksaan. Selain itu, Yudian menyebut BPIP akan menggunakan beragam media. Sseperti musik, hingga aplikasi TikTok.
“Saya ambil contoh misalnya begini, kita adakan olahraga. Nah, olahraga itu kita arahkan untuk misalnya persatuan, gotong royong, saling mencintai, suportif, belajar objektif dan melihat fakta. Tetapi tanpa dihindari tekanan semacam indoktrinasi. Asal mereka paham ini adalah nilai-nilai kepancasilaan,” jelas Yudian.