Praktik tersebut, kata Iis sistemnya memberikan pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga pada umumnya dengan bunga yang mencekik. Sehingga adanya bank emok menjadi permasalahan serius bagi masyarakat di Kabupaten Bandung khususnya di Dayeuhkolot.
”Mereka (warga) meminjam uang atau membayarnya berkelompok di salah satu rumah warga lainnya. Namun anehnya warga yang meminjam di bank emok itu mengeluh tapi tetap aja meminjam, karena bujuk rayu si pengelola bank tersebut,” jelasnya.
Is menjelaskan, pada awalnya bank emok membantu mengatasi rentenir di pedesaan. Tetapi sekarang malah jadi masalah baru, dengan sistem pinjaman berkelompok, jadi pertanggungjawaban bersama kelompok tersebut. Ternyata, bunganya sangat besar sehingga masyarakat yang meminjam menjadi resah.
”Menurut pengakuan mereka, uang hasil pinjaman dari bank emok, mereka gunakan buat bayar hutang (Gali lobang tutup lobang), ada buat anak sekolah, ada juga hanya sekedar untuk jalan-jalan. Saya berharap pihak pemerintah cepat ambil tindakan sebelum permasalahan ini semakin besar,” pungkasnya.(yul/rus)