”Jadi tadi sebetulnya konsepnya ialah zero Artificial run off jadi run off itu konsep buatan kalau kita bangun gedung ada gedung itukan ada menyerap akan diluapkan dipermukaan, luapan atau limpahan di permukaann itu merupakan artificial buatan kita, kalau kita mau kembalikan ke masa lalu artinya zero artificial hitung dulu masa lalau berapa kemudian kita buat serapan seperti masa lalu,”jelasnya.
Untuk itulah dia mengimbau agar pemerintah tidak merubah konsep penanganan banjir.
”Kalau kita mau pakai konsep engenering ada ilmunya mau pakain konsep pendekatan cekungan juga dipersilahkan, semuanya sepakat terlebih dahulu karena untuk jangka panjang. Kalau berubah bukan solusi,” terangnya.
Sementara itu, Dosen PWK UNISBA Igun Weishaguna menegaskan, sebenarnya penanganan banjir bukan hanya tugas atau hanya diserahkan kepada Pemkot Bandung saja. Namun jadi tanggungjawab pemerintah se- Bandung Raya.
”Ruang Kota Bandung itu logika cekungan maka ketika logika cekungan di dalam ruangnya adalah danau, ketika penanganan banjir menggunakan konsep dan teori lain kesannya sangat memaksakan,” pungkasnya.(mg2/ziz).