BANDUNG– Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandung mengklaim telah berhasil menggagalkan penyelundupan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) dengan nilai Rp 27 miliar serta menyelamatkan 85 ribu jiwa sepanjang 2019.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandung, Dwiyono Widodo menyatakan, dari segi pengawasan pihaknya berhasil melakukan penindakan terhadap 697 kasus, di antaranya NPP tersebut.
“Ada 11 kasus dengan skema barang kiriman dari luar negeri melalui kantor Pos lalu Bea Cukai dan 3 kasus dengan skema barang bawaan penumpang melalui Bandara Husein Sastranegara. Total yang digagalkan nilainya sekitar Rp 27 miliar dan menyelamatkan 85 ribu jiwa,” kata Dwiyono di Bandung, Rabu (29/1).
Dia menjelaskan, penggagalan narkotika ini tak lepas dari kesigapan para petugas di lapangan. “Jenis barang NPP berupa methamphetamine (sabu) sebanyak 16.374 gram, 5F-mdmb-pica (bahan aktif dalam campuran ganja sintetis) 1.064 gram, 5F-fluoro-abd (bubuk campuran tembakau) 517 gram, hemp (ganja) 1.768 pcs dan delta-9-tetrahydrocanabino (senyawa utama dari ganja) 14.50 gram,” katanya.
Sebagai upaya melindungi masyarakat dari barang ilegal dan membahayakan, Bea dan Cukai Bandung telah melaksanakan pemusnahan barang yang menjadi milik negara dengan nilai BMN sebesar 770,8 juta rupiah yang didominasi oleh hasil Tembakau dan Liquid Vape pada April 2019 lalu.
“Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menurunkan peredaran rokok ilegal menjadi 3%, Bea Cukai Bandung secara serentak melakukan kampanye gempur rokok ilegal, sehingga mampu melakukan penengahan terhadap 730.112 batang sigaret kretek mesin (SKM) dan 936 batang sigaret kretek tangan (SKT) dengan perkiraan nilai sebesar Rp 431.107.720,” paparnya.
Tak hanya soal narkotika dan rokok, kebrhasilan Bea dan Cukai selama tahun lalu ini dibutikan dengan penerimaan fasilitas Tempat Penimbunan Berikat (TPB) di bawah pelayanan dan pengawasan Bea Cukai Bandung yang mengalami kenaikan signifikan.
Capaian tersebut terlihat pada peningkatan jumlah tenaga kerja, nilai investasi sehingga nilai ekspor mengalami perkembangan yang cukup pesat.
“Tenaga kerja pada tahun 2018 itu mencapai 100 ribu orang, untuk tahun 2019 mencapai 105 ribu orang sehingga peningkatannya mencapai 5%. Untuk nilai investasi pada 2018 itu Rp 7,3 triliun, untuk tahun 2019 mencapai Rp 9,02 triliun sehingga peningkatannya naik 23,5%. Sementara, untuk nilai ekspor 2018 Rp 2,5 triliun, untuk tahun 2019 Rp 5 triliun atau naik 100%,” katanya.