BANDUNG – Untuk mengatasi kelangkaan sumber air baku pada musim kemarau PDAM Tirtawening ingin mengusulkan untuk membuat program tabungan air.
Direktur PDAM Tirtawening Sonny Salami mengatakan, tabungan air sangat perlu. Sebab, selama musim kemarau pihaknya mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kota Bandung.
‘’Masalahnya musim penghujan ataupun kemarau beberapa tahun ini terbilang tidak normal. Pola hujannya belum merata seperti idealnya musim penghujan,’’ucap Sonny kepada wartawan, Selesa, (28/1).
Akibat anomali cuaca ini, lanjut dia, ketersedian air baku yang diolah PDAM untuk didistribusikan ke masyarakat sering terganggu. Bahkan pada 2019 lalu, di Kota Bandung selama enam bulan tidak turun hujan.
‘’Bagi PDAM ini berat, cadangan air baku situ Cipanunjang Cileunca sampai kering,” keluh Sonny.
Dia menuturkan, jika cekungan Bandung saja tidak hujan lebih dari 3 bulan maka PDAM akan mengalami kesulitan untuk memperoleh air baku. Bahkan tahun lalu berdasarkan evaluasi sekitar 3 juta meter kubik air hilang.
‘’Sumber air baku kering semua, saya tidak bisa menyalahkan siapapun,” cetus dia.
Untuk mengatasi ini agar tidak kembali terulang, PDA tengah mengupayaka agar air hujan yang saat ini turun dengan intensitas tinggi dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah.
“Sehingga nanti ketika ketemu bulan kering menjadi tabungan kita untuk dapat dipergunakan,” harapnya.
Sonny menambahkan, meski curah hujan saat ini terbilang tinggi, kondisinya belum begitu merata. Sebab, biasanya pola normal pada pertengahan Desember hujannya belum turun dengan baik. Bahkan, sampai Januari pun hujan belum turun banyak.
‘’Jadi ini jika dikaitkan dengan kondisi ketinggian air di dua situ, situ Cipanunjang belum stabil karena saat ini ketinggian air baru 2 meter harusnya 22 meter, Situ Cileunca di bawah 4 meer harus 8-9 meter,” pungkas dia. (mg2/yan)