NGAMPRAH– Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Raharja masih menerapkan penjadwalan dalam mendistribukan air bagi pelanggannya di beberapa wilayah. Hal itu diakibatkan dari belum normalnya debit air yang ada di Situ Lembang.
Manajer Junior Humas Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati mengatakan, tinggi muka air (TMA) di Situ Lembang yang normalnya mencapai 7 meter, saat ini masih berada di ketinggian 3 meter.
“Kita lihat walaupun sekarang sudah turun hujan, tapi kondisinya air di Situ Lembang belum normal. Akibatnya banyak juga keluhan masyarakat yang menanyakan kepada kami kenapa pasokan air masih minim. Yang paling terdampak itu pelanggan di Kota Cimahi. Tapi, untuk pelanggan di Kabupaten Bandung Barat tidak begitu terdampak, namun memang ada sebagian,” ujar Sri di Ngamprah, Selasa (22/1).
Menurut Sri, normalnya debit air untuk pelanggan di wilayah pelayanan utara itu 160 liter per detik. Namun saat ini masih fluktuatif atau pada angka 70-80 liter per detik. Untuk mengantisipasinya, pihaknya rutin melakukan mobilisasi armada tanki air, rekayasa pendistribusian air kepada pelanggan dan mengecek kebocoran pipa.
Untuk memenuhi pasokan air ke sejumlah wilayah pelayanan khususnya di utara, pihaknya juga secara rutin terus berupaya memonitoring terhadap sumber air baku dan mencari sumber air baku yang potensial.
Selain menyusutnya air di Situ Lembang, penyebab belum normalnya distribusi air kepada para pelanggan di wilayah utara, diduga karena banyaknya saluran pipa ilegal di mata air Sungai Cijanggel.
“Kalau soal banyaknya saluran pipa baru di Sungai Cijanggel, kami tidak bisa berkomentar lebih jauh. Karena itu ranahnya bukan ada di kami,” ungkap Sri.
Disinggung terkait adanya keluhan dari pelanggan di Kecamatan Cililin, diakui Sri, karena beberapa hari ke belakang adanya kerusakan pompa yang diakibatkan kondisi air baku di Waduk Saguling menyusut dan banyaknya material yang merusak pengoperasian mesin pompa.
“Tapi kami sudah lakukan perbaikam pompa yang rusak di Cililin. Pasokan air juga sudah normal sejak 19 Januari 2020. Jadi, kalau ada kerusakan kami langsung kirim petugas dan memperbaiki secepatnya,” ujarnya.