SOREANG – Warga Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung mendatangi kantor DPRD untuk menyampaikan aspirasi dan menagih janji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terkait bantuan stimulan bagi korban angin puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sunaryat Safaat Kepala Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan mengatakan, pihaknya akan menolak bantuan dari BPBD Kabupaten Bandung. Penolakan bantuan dilakukan jika bantuan tidak sesuai dengan jumlah kerusakan rumah warga akibat diterjang angin putting.
”Yang rusak ada sekitar 2.120 rumah, datanya sudah diusulkan kepada dinas BPBD agar mendapat bantuan. Tapi yang disetujui hanya 500an. Semua keluhan warga Desa kami sudah disampaikan kepada unsur Pimpinan DPRD,” katanya saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Bandung, Senin (20/1).
Menurutnya, meski bantuan akan direalisasikan, tapi karena merasa tidak sesuai jumlahnya, pihaknya akan menolaknya. Sebab, jika tetap menyetujui masyarakat yang menjadi korban tidak terbantu semua, hal itu akan berimbas kepada Pemerintah Desa Banjarsari. ”Kami bisa tidak dipercaya sama warga lagi. Dari pada tidak sesuai lebih baik saya menolak,”tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Achmad Djohara menjelaskan, dari lima kecamatan yang diterjang angin puting beliung, ada sekitar 4.014 usulan rumah yang harus mendapat bantuan.
Namun, setelah dilalukan pengecekan ke lapangan ada sekitar 720 rumah yang terverifikasi. Dari 720 rumah yang dianggap rusak, hanya 312 rumah yang layak mendapat bantuan. Bantuan yang diusulkan untuk perbaikan rumah di lima kecamatan itu mencapai Rp350 juta.
”Untuk bantuan hibab bansos ini kan perlu data akurat. Setelah ada usulan, maka kemudian ada data verifikasi. Setelah itu muncul data yang layak mendapat bantuan. Dan hasilnya ada 312 rumah,”jelasnya.
Adjo sapaan akrabnya membenarkan jika Kepala Desa Banjarsari telah komplen dengan jumlah rumah yang akan mendapat bantuan. ”Enggak apa-apa keberatan atau komplen. Toh SK Bupati untuk bantuannya belum diteken. Jadi masih bisa kami crosschek ulang jika memang ada keberatan,” akunya.
Adjo sendiri memang berniat ingin menyalurkan bantuan perbaikan rumah itu secepatnya. Namun, datanya harus palid dulu. Sebab, pihaknya tidak mau jika harus dipaksa untuk merekayasa jumlah yang rusak. ”Padahal akibat puting beliung itu yang dominan itu pohon tumbang, bukan rumah rusak. Bisa cek juga dicek ke lapangan. Mana yang lebih dominan,” katanya.