SOREANG – Sesuai dengan data Dinas kesehatan Kabupaten Bandung mencatat, jumlah kasus tuberkulosis trennya terpantau naik. Sampai dengan November 2019 lalu, tercatat 6.916 orang, sedangkan di tahun 2018 sebanyak 6.845 orang yang mengidap TBC.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung drg.Grace Mediana mengatakan, pada tahun 2019 kasus tuberkulosis terpantau naik dibanding tahun 2018. ”Jumlah temuan kasus TBC di Kabupaten Bandung relatif tinggi, dibandingkan dengan tahun 2018. Jumlah yang meninggal pun mencapai 152 orang,” kata Grace saat ditemui di Soreang, Jumat (17/1).
Menurutnya, TBC atau Tuberculosis merupakan penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan yang dilakukan pada pasien yang telah terdiagnosis TB harus dilakukan secara rutin dan hingga tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh dokter.
”Obat yang diberikan pada pasien TB umumnya ialah isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Dalam penggunaannya obat- obat ini harus dikonsumsi sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter, biasanya dosis yang diberikan disesuaikan dengan berat badan pasien. Baiknya pasien meminum obat ini secara rutin, dapat diminum dalam waktu yang sama setiap harinya sehingga pengobatan tidak terlewat,” jelasnya.
Grace menjelaskan, penyakit TB tersebut dapat disembuhkan dan ditekan penularannya apabila pasien meminum obat dengan teratur. Namun, apabila pasien berhenti minum obat atau sering terlewat maka akan berisiko untuk terjadi kekambuhan kembali. Selain itu, pengobatan yang tidak tuntas juga mengakibatkan bakteri tetap ada dalam tubuh dan tetap dapat menularkan penyakit ke orang lain.
”Hal yang terpenting ialah bahwa pengobatan yang tak tuntas dapat mengakibatkan pasien resisten terhadap obat- obat TB. Pasien yang telah resisten terhadap obat TB akan lebih lama dan lebih sulit pengobatannya. Pasien TB yang tidak diobati dan pengobatan yang tidak tepat dapat mengalami komplikasi seperti, nyeri tulang punggung, meningitis (infeksi selaput otak), dan kerusakan sendi,” tuturnya.
Sehingga, lanjut Grace, pengidap penyakit tersebut wajib hukumnya untuk taat dan patuh minum obat. Pasalnya, penderita TB kalau tidak di obati dengan tepat, maka penderita akan menularkan penyakit tersebut ke orang lain, paling sedikit ke 15 orang. Hal tersebut pun tidak akan tertular secara langsung, karena tergantung pada daya tahan tubuh. ”Pas daya tahan tubuhnya turun makan akan mudah tertular, namun daya tahan tubuhnya kuat maka akan melawan virus tersebut,” terangnya.