“Kekuatan ekonomi Jabar sangat mirip dengan Shizuoka yaitu manufaktur dan pariwisata karena itu saya harap selain Job Fair ada kerja sama lainnya,” ucapnya.
Sedangkan, Ketua Kadin Prefektur Shizuoka Hironori Yano menyakini bahwa masyarakat Jabar memiliki motivasi besar untuk bekerja di Jepang. Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar yang sudah mencapai 550. “Luar biasa diluar dugaan kami. Kami sangat senang ternyata banyak anak muda Jabar punya minat sangat tinggi bekerja di Jepang. Maka, kami berjanji akan mendampingi mereka hingga tuntas,” kata Hironori.
Menurut Hironori, penyerapan tenaga kerja dalam bursa kerja tersebut tergantung pada hasil wawancara. “Yang utama adalah manufaktur karena Shizuoka adalah daerah yang sangat terkemuka dalam bidang manufaktur, seperti adanya perusahaan otomotif dan alat musik terkemuka di dunia,” ucapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar Ade Afriandi menyatakan, Prefektur Shizuoka memang membutuhkan SDM Jabar yang dapat berbahasa Jepang untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
“Ya nanti Sabtu dan Minggu (11-12 Januari) kita pertemukan 10 perusahaan dengan para S1 dan S2 yang berminat, ini kesempatan langka karena syaratnya hanya bisa berbahasa Jepang. Kemudian penelusuran minat,” kata Ade.
Caption: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menerima kunjungan perwakilan Pemerintah Prefektur Shizuoka Jepang di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (9/1/20). (Foto: Yana/Humas Jabar).