NGAMPRAH– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil mengangkut 200 ton yang terkumpul akibat banjir bandang yang menerjang KBB selama empat hari terakhir. Ratusan ton sampah tersebut langsung dibuang ke TPA Sarimukti oleh UPT Kebersihan setempat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup KBB, Apung Hadiat Purwoko menjelaskan, sejumlah sampah tersebut diangkut dari tiga lokasi terparah yang terdampak banjir, yaitu Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, lalu Kompleks Perumahan Cimareme Indah di Kecamatan Ngamprah, serta Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang.
“Selama empat terkahir ini pasca terjadinya banjir bandang, sampah yang terkumpul mencapai angka 200 ton. Kami angkut 45 ton per hari dari 3 lokasi itu. Jadi total sekitar 180-200 ton selama 4 hari. Kebanyakan sampah tersebut adalah sampah rumah tangga serta perlengkapan rumah tangga yang bercampur lumpur,” kata Apung, di Ngamprah Selasa (7/1).
Menurut Apung, pengangkutan sampah tersebut dimasukkan ke dalam alokasi pengangkutan sampah liar. Sebab, lokasi pengangkutan sampah terjadi di luar wilayah pelayanan UPT Kebersihan. Armada yang digunakan di antaranya armada pengangkut sampah liar serta truk.
Selama empat hari fokus di wilayah terdampak banjir bandang, dia mengakui, beberapa titik yang biasanya dilayani UPT Kebersihan tidak bisa dilayani dengan optimal. “Sebab, kami fokuskan dulu penanganan di lokasi banjir. Untuk itu, kami minta maaf kepada masyarakat yang biasa dilayani jika masih ada sampah yang belum terangkut,” tuturnya.
Sesuai dengan tugasnya, lanjut Apung, UPT Kebersihan hanya melayani pengangkutan sampah rumah tangga. Sementara itu, lumpur yang timbul akibat banjir dibersihkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Hingga kemarin, sejumlah sampah di lokasi banjir sudah mulai bersih. Hal itu berkat swadaya masyarakat dibantu petugas dari berbagai instansi serta relawan.
“Sekarang (kemarin), kondisinya sudah kembali normal. Jadi, pengangkutan sampah di lokasi banjir juga sudah dihentikan,” katanya.
Seperti diketahui, banjir bandang pada 31 Desember 2019 menerjang 9 desa di dua kecamatan, yakni Ngamprah dan Padalarang. Ribuan warga terdampak, ratusan di antaranya sempat mengungsi. Di antara titik terparah, yaitu Kampung Lebaksari di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah di mana banjir mencapai lebih dari 1 meter akibat tersumbatnya saluran air oleh poyek kereta cepat.