SOREANG – Dalam rangka gerakan bulan menanam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melakukan penanaman pohon khas. Hal itu, dalam merintis hutan tematik nusantara di lingkungan Sarana Olahraga (SOR) Si Jalak Harupat.
Bupati Bandung Dadang M. Naser mengatakan, kegiatan penanaman pohon di lingkungan stadion si jalak harupat sebagai implementasi gerakan bulan menanam untuk mensukseskan rintisan hutan tematik nusantara.
Menurutnya, kegiatan tersebut digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH). “Nantinya di sini akan ditanam tanaman-tanaman unggulan dari seluruh provinsi di Indonesia, bahkan juga tanaman yang biasa kita lihat di negara lain,” kata Dadang usai melakukan penanaman di SOR si Jalak, Selasa (7/1).
Dadang menjelaskan, hutan tematik nusantara tersebut, dibuat dengan konsep arboretum. Arboretum merupakan tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Dalam kesempatan itu, bupati menanam pohon matoa yang biasa tumbuh di daerah Papua, Sulawesi dan Maluku.
”Konsepnya adalah taman edukasi arboretum, sedangkan rencana lanskapnya berbentuk daun. Selain matoa, akan ditanam juga gaharu, mesoyi, dan jenis-jenis tanaman langka lainnya. Saya harapkan, ke depan bisa jadi taman yang besar seperti di Singapura. Jadi bisa melengkapi wisata olahraga yang sudah ada,” kata Dadang.
Dadang mengatakan, dari luas kurang lebih 70 hektar kawasan SOR si Jalak harupat 40 persen untuk pembangunan sarana olahraga, sementara 60 persennya akan dihijaukan dan alokasi akses jalan. ”Hari ini selain di SOR Si Jalak Harupat, bersama Perumda Tirta Raharja, kita juga tanam sebanyak 320 pohon buah-buahan di lahan kritis di daerah pertebingan Sadu Soreang. Kita terus gelorakan bulan menanam, terutama dalam musim hujan seperti sekarang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah menambahkan, untuk pengadaan tanaman di hutan tematik tersebut, pihaknya telah melakukan upaya koordinasi dengan pengelola Kebun Raya Bogor dan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. “Kami juga akan bersurat ke tiap provinsi, untuk dapat menyumbangkan tanaman-tanaman khasnya. Sehingga hutan ini nantinya bisa menjadi miniatur nusantara,” kata Asep.