Proyek Gagal Lelang

Proyek Gagal Lelang
DIWARNAI INTERUPSI: Para anggota dewan mengikuti sidang paripurna dalam agenda pengesahan anggaran APBD 2020 yang dilaksanakan belum lama ini.
0 Komentar

“Nah persoalannya mampu atau tidak ULP kita melakukan lelang secara keseluruhan berapa puluh atau berapa ribu paket pekerjaan yang ada di Jawa Barat, pengaturannya seperti apa, inikan kaitannya sengan schedule di ULP juga. Makin rapih schedule, makin rapi juga serapan anggaran, logikanya kan begitu,”ucap Daddy.

Sementara itu, Ketua Frak­si Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Haru Suhandharu men­gatakan, APBD 2019 sebetul­nya mengalami defisit jika saja tidak ditutup dari SILPA.

Menurutnya, untuk menutu­pi defisit itu jangan dari PA. Sebab, nantinya target pendapatan bisa saja tidak tercapai. Kendati begitu, de­visit anggaran masih dinilai wajar. Sebab, secara aturan diperbolehkan sampai 6 per­sen.

Baca Juga:Hengki Makin Kompak dengan Partai BaruBupati: Jangan Sekedar Pajangan, IPAL Harus Berfungsi Ideal

“Nah hanya saja kedepan mungkin perencanaan ke­mudian pelaksanaan harus lebih baik gitu,”ucap Haru.

Dia menyoroti, tender-ten­der, lelang-lelang, infrastruk­tur yang besar-besar peren­canaannya kurang baik. Se­hingga, membuat pelaks­anaan jadi terlambat atau gagal lelang.

Haru meminta, untuk pe­rancanaan lelang di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus lebih baik lagi. Sehingga, SILPA bisa turun tidak seperti 2019.

Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Pepep Saepul Hi­dayat memilih pendapat ber­beda, mengatakan Nilai SILPA Pemprov secara pasti baru akan keluar setelah Ba­dan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan laporan audinya. Sedangkan besaran SILPA yang mencapai Rp 4,5 Miliar itu masih sebatas asumsi saja.

“Khususnya bantuan keu­angan ke daerah kabupaten/kota. Selain itu, peyerapan anggaran biasanya dilakukan pada akhir tahun,”tutup Pe­pep. (yan/mg1)

0 Komentar