CIMAHI – Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi menyebutkan, penggunaan Kartu Tani di Kota Cimahi baru mencapai 25 persen. Tercatat ada 616 petani yang mendapatkan kartu program dari Kementerian Pertanian (Kementan) itu.
Kepala Bidang Pertanian Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, semua petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani sudah mendapatkan kartu tani. Namun pemanfaatannya untuk membeli pupuk bersubsidi itu memang masih minim.
”Hal itu karena masih ada petani yang lupa nomor pin-nya, atau lupa nggak di bawa waktu beli, atau nyuruh orang lain belinya. Jika ada yang lupa PIN, bisa koordinasi sama Bank Mandiri karena itu kewenangannya Bank Mandiri,” ungkap di Pemkot Cimahi Jalan Rd. Demang Hardjakusumah, Selasa (7/1).
Meskipun tidak menggunakan kartu tani saat membeli pupuk bersubsidi, lanjut Mita, pembelian bisa dilakukan secara manual. Asalkan petani tersebut sudah terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi.
”Sehingga kebutuhan pupuk di tingkat petani bisa terpenuhi,” terangnya.
Dia menjelaskan, Kartu Tani adalah alat transaksi berupa kartu debit sebagaimana kartu ATM yang dapat digunakan untuk membeli pupuk bersubsidi. Manfaat yang dapat diperoleh para petani, yakni memperoleh pupuk bersubsidi sesuai kuota yang diberikan, meningkatkan produk pangan dan komoditas pertanian, serta mendorong penerapan pemupukan berimbang.
”Dari sisi petani, kartu ini akan memudahkan petani mendapatkan distribusi pupuk bersubsidi,” ujarnya.
Di sisi lain, kartu tani akan memudahkan pemerintah dalam mengontrol peredaran pupuk di Indonesia. Cara ini dinilai paling praktis dan efisien bagi petani karena transaksinya tidak begitu sulit.
”Bisa menjadi lebih mudah mengontrol distribusi pupuk dan proses pertumbuhan tanaman, dan hasil produksi pertanian yang sedang dijalankan para petani,” terangnya.
Dia menegaskan, kartu tani ini berlaku untuk selamanya, tinggal setiap tahun alokasi kebutuhan pupuknya saja yang diupdate. Sedangkan kebutuhan pupuk masing-masing petani berbeda-beda.
”Jadi setiap petani berbeda-beda kebutuhan pupuknya, tergantung dari jenis komoditas yang diusahakan dan luas lahannya, selain padi ada juga hortikultura,” bebernya.