CIMAHI – Hujan deras yang menerjang wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Selasa (31/12). mengakibatkan sembilan desa didua Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Padalarang terendam banjir.
Kecamatan Ngamprah yang merupakan Ibu Kota KBB, banjir bandang menerjang Desa Mekarsari, Cilame, Cimareme, Margajaya dan Desa Gadobangkong di terjang longsor. Sedangkan di Kecamatan Padalarang, banjir menerjang, Desa Kertamulya, Cipeundeuy, dan Kertajaya.
Bencana banjir bandang dan longsor itu menjadi akhir yang menyedihkan dipenghujung tahun 2019 ini. Sebab, ada 462 rumah (Kepala Keluarga) dengan 1.529 jiwa serta 52 balita yang harus merasakan dampak bencana itu.
Salah satu wilayah yang mengalami dampak terparah adalah di Kampung Pajagalan RT 05/02 Desa Cipeundeuy Kecamatan Padalarang. Rumah-rumah mereka terdampak banjir bandang yang disebabkan robohnya benteng yang menjadi pembatas antara pemukiman dengan sungai. Akibatnya, luapan air yang sangat deras menerjang pemukiman warga.
Berdasarkan pantauan pada (1/1) warga dibantu relawan dari berbagai elemen membersihkan rumah-rumah dan barang-barang yang tersisa dengan alat seadanya. Termasuk mencuci pakaian yang masih bisa digunakan.
“Iya tanggul jebol jadi airnya masuk ke sini. Ada seleher saya tingginya. Kamar di rumah ada 2 jebol semua,” kata Julaeha saat ditemui di lokasi.
Cucun (29), warga lainnya menuturkan, ia dan keluarganya saat ini hanya bisa membersihkan barang tersisa seperti pakaian, sambil mengharap bantuan datang dari berbagai pihak.
“Untuk sementara ini butuh bantuan pampers, susu sama obat-obatan buat anak-anak. Makanan juga. Belum ada bantuan,” tuturnya.
Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan, sebanyak 77 rumah yang dihuni 300 jiwa di Kampung Pajagalan mengalami kerusakan setelah diterjang banjir.
Data itu diungkapkan Kepala Badan Penangguulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Duddy Prabowo saat menemani Bupati Bandung Barat Aa Umbara di lokasi banjir pada Rabu (1/1).
“Ada 77 rumah dan 300 jiwa. Mereka mengungsi ke kerabatnya, ada yang di Musola,” terangnya.
Duddy menyebutkan, dari 70 rumah yang mengalami kerusakan, 30 di antaranya mengalami kerusakan yang cukup parah. Sementara sisanya mengalami kerusakan tergolong sedang. “Hampir 90 persen rusak berat. Ada juga yang rusak sedang. Kalau Barang-barang hancur enggak terselamatkan,” ungkapnya.