Harapan Baja

Dis'way
Dis'way
0 Komentar

Masihkah ada harapan untuk Krakatau Steel?

Tidak mudah.

Tapi masih ada anak usaha KS yang labanya besar: pelabuhannya masih bisa laba Rp 200 miliar setahun.

Pelabuhan itu memang istimewa. Yang terdalam di Indonesia. Kapal 200.000 ton bisa sandar. Lokasinya menghadap, Gunung Krakatau di Selat Sunda.

Dengan demikian bahan baku bisa masuk Cilegon dalam jumlah besar. Yang ongkosnya bisa menjadi lebih murah.

Masih ada lagi.

Baca Juga:e-Paper Jabar Ekspres Edisi 29 November 2019Lewat Plesiran Bareng, Gojek Kenalkan Ekosistemnya untuk Dukung Pariwisata Kota Bandung

Usaha penjernihan airnya juga masih bisa laba Rp 100 miliar. Semua industri besar di Cilegon membeli air dari KS. Pun Pemkot Cilegon.

Pelabuhan itu, dan air bersih itu, bukan usaha pokok. Laba besar tersebut tertelan begitu saja oleh kerugian besar yang di usaha pokoknya.

Di usaha pokok, KS punya saham 30 persen di pabrik baja yang baru. Yang sangat besar: PT Krakatau Posco.

Itu merupakan perusahaan patungan antara KS dan pabrik baja Korea Selatan, Posco. Posco memegang 70 persen saham dan karena itu manajemen Krakatau Posco dipegang oleh Korea.

Karena masih baru PT Krakatau Posco masih rugi. Sangat besar. Bahkan sampai harus melakukan restrukturisasi utang.

Kerugian di Krakatau Posco itu pun 30 persennya menjadi kerugian Krakatau Steel. Itulah sebabnya KS yang rugi mendapat tambahan rugi.

Di KS juga masih ada dua pabrik baru lagi. Hasil joint venture dengan dua perusahaan Jepang.

Di masing-masing perusahaan Krakatau Steel memegang saham 20 persen.

Baca Juga:Tingkatkan Aksesibilitas Pendidikan, Pemdaprov Jabar Luncurkan Program Gratis Iuran BulananWakil Ketua TP PKK Jabar Sebut Perempuan Punya Peran Penting dalam Pembangunan

Dua perusahaan baru ini sebenarnya sudah berlaba. Cepat sekali. Tapi labanya masih kecil. Belum banyak bisa mengurangi kerugian KS yang besar.

Dua perusahaan patungan dengan Jepang ini setidaknya tidak menambah besar kerugian KS.

Kerjasama dengan Jepang ini pun membawa harapan baru: pasarnya terjamin. Produk bajanya 100 persen untuk memasok pabrik mobil Jepang yang ada di Indonesia.

Merintis patungan dengan Jepang ini awalnya tidak mudah. Keputusan menggandeng Jepang ini ditentang oleh banyak petinggi zaman itu. Dianggap bisa mengganggu pemodal Korea di Krakatau Posco.

Korban pun jatuh. Ada yang harus kehilangan jabatan.

Tapi saya yakin mengorbanan orang itu tidak sia-sia.

0 Komentar